Sabtu 08 Feb 2025 15:40 WIB

Ekonom Kenang Integritas Faisal Basri untuk Negeri

Faisal merupakan sosok pengkritik segala kebijakan yang menabrak tata kelola.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Pengamat Ekonomi Faisal Basri merupakan figur yang menjunjung tinggi integritas dan memiliki peran penting dalam perbaikan tata kelola pemerintahan. (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pengamat Ekonomi Faisal Basri merupakan figur yang menjunjung tinggi integritas dan memiliki peran penting dalam perbaikan tata kelola pemerintahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Fadhil Hasan, mengenang almarhum Faisal Basri sebagai figur yang menjunjung tinggi integritas dan memiliki peran penting dalam perbaikan tata kelola pemerintahan. Fadhil terkesan dengan ketegasan saat menolak proyek besar yang ditawarkan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada Indef, meski nilainya amat besar. 

"Saat itu Indef masih kesulitan keuangan, tetapi Faisal khawatir lembaga ini dijadikan legitimasi seolah merestui budaya korup pada era tersebut," ujar Fadhil saat diskusi publik dan peresmian Ruang Baca Faisal Basri di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Baca Juga

Menurut Fadhil, Faisal tidak hanya dikenal sebagai seorang pengkritik, tetapi juga sosok yang aktif memberikan kontribusi nyata dalam berbagai pemerintahan sejak era Orde Baru. Faisal terlibat dalam berbagai peran strategis, seperti tim monitoring dan evaluasi di bawah Menteri Keuangan Budiono, Ketua Satgas Pembenahan Tata Kelola Migas, hingga tim reformasi hukum di bawah Mahfud MD.  

"Dia tidak hanya mengkritik dari luar, tetapi juga melakukan keterlibatan yang cukup signifikan untuk perbaikan dari dalam," tambah Fadhil.  

Fadhil juga terkenang dengan sikap Faisal menolak anggapan Menteri Keuangan Boediono sebagai liberalis ekonomi. Padahal, lanjut Fadhil, Faisal merupakan sosok pengkritik segala kebijakan yang menabrak tata kelola. 

"Seolah dia mazhab ekonomi pasar, tapi tidak jarang dia melakukan kritik keras terhadap mazhab itu. Selama dia pandang memberikan manfaat untuk masyarakat, maka mazhab apa pun akan disokong almarhum Faisal," kata Fadhil.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement