REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan kegiatan pengaktifan kembali atau reaktivasi Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Pondok Rajeg tetap berjalan, meskipun di tengah pandemi Covid-19.
"Oleh karenanya, saya memerintahkan kepada Dirjen Perkeretaapian dan Kepala BPTJ untuk melanjutkan reaktivasi stasiun, khususnya yang berada di kawasan aglomerasi," kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (11/8).
Budi mengatakan, reaktivasi tersebut tidak hanya dilakukan di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek saja. Dia memastikan hal tersebut juga dilakukan di seluruh wilayah aglomerasi seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, dan wilayah lainnya.
Dia menilai, pembangunan seperti reaktivasi seperti rel dan stasiun kereta api di kawasan aglomerasi menjadi penting dan harus konsisten dilakukan. "Ini menunjukkan bahwa pemerintah punya perhatian untuk menomorsatukan angkutan massal. Apalagi kereta api merupakan angkutan massal ramah lingkungan," ungkap Budi.
Terlebih menurutnya, minat masyarakat di kawasan aglomerasi untuk menggunakan transportasi seperti KRL sangat tinggi. Budi mengatakan, dalam satu hari penumpang KRL Jabodetabek bisa mencapai 1,2 juta orang.
"Kalau Stasiun Pondok Rajeg beroperasi kembali, angkutan ini akan semakin produktif dan diharapkan masyarakat bisa berpindah dari angkutan pribadi ke angkutan massal," ungkap Budi.
Baca juga : Puluhan Pasangan Prostitusi Terjaring di Hotel Dekat Istana
Stasiun Pondok Rajeg terletak di Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan termasuk dalam wilayah KAI Daop 1 Jakarta. Stasiun tersebut dibangun pada awal 1997 dengan tujuan untuk kereta api angkutan penumpang dan memiliki rute dari Stasiun Nambo langsung ke Manggarai tidak berhenti di lintas Jakarta-Bogor.
Stasiun Pondok Rajeg dioperasikan pada 2000-2006 untuk KRD 2 gerbong dan sejak Juli 2015 dioperasikan untuk KRL tapi tidak berhenti sampai sekarang. Rute perjalanan yang melewati Stasiun Rajeg yaitu Nambo-Citayam-Manggarai-Angke dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit.