REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibukanya universitas Muhammadiyah pertama di luar negeri, yakni Universiti Muhammadiyah Malaysia (Umam) membuka harapan bagi pelajar-pelajar di Tanah Air maupun global untuk meraih beasiswa. Saat ini, terdapat sejumlah beasiswa yang dikhususkan kepada dosen-dosen di perguruan tinggi Muhammadiyah di Tanah Air.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebutkan, tak menutup kemungkinan ke depannya beasiswa akan tersedia bagi pelajar Tanah Air maupun global. “Kami akan berikhtiar agar dapat memudahkan keinginan anak-anak bangsa dan warga global untuk dapat menempuh pendidikan, salah satunya dengan beasiswa. Ke depan, mudah-mudahan beasiswa Umam semakin diperlebar,” kata Haedar dalam konferensi pers virtual, Kamis (12/8).
Dia menambahkan, di era ketika bangsa dihadapkan kepada tantangan dan masalah yang berat, ketika bangsa Indonesia dan warga dunia menghadapi pandemi sebagai problem kemanusiaan yang paling besar, Muhammadiyah mendirikan Umam. Pendirian Umam, kata dia, merupakan cara Muhammadiyah dalam berbagi pesan dan energi positif kepada seluruh bangsa.
“Bahwa sesulit apapun masalah yang kita hadapi, di tengah pandemi yang berat, kita harus tetap optimis, dan kehidupan tidak boleh berhenti. Dan muhammadiyah insya Allah akan terus bergerak bersama komponen menghadapi pandemi untuk kemajuan bangsa dengan karya-karya cerdas,” kata dia.
Rektor Umam Waluyo Adi Siswanto menyebutkan, saat ini pemberian beasiswa diakui masih terbatas dan dikhususkan kepada kalangan Muhammadiyah. Dia menyebut, kendala pendanaan yang dimiliki Umam saat ini belum lah terlalu luas.
Sehingga, Waluyo mengatakan, pemberian beasiswa kepada khalayak mahasiswa pun belum tersedia. “Terus terang, pendanaan ini kami belum terlalu luas,” kata dia.
Namun demikian, Waluyo menekankan, beasiswa terbuka dimungkinkan akan tersedia pada waktunya. Tak menutup kemungkinan beasiswa tersebut akan bersifat luas dan terbuka bagi siapapun.