Kamis 12 Aug 2021 21:26 WIB

Jakarta tak Ada Lagi di Lima Besar Kematian Covid Nasional

Situasi pandemi Covid-19 di DKI Jakarta saat ini sudah lebih terkendali.

Red: Andri Saubani
Petugas kepolisian dan Satpol PP berjaga di pos pemeriksaan ganjil-genap di kawasan Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8). Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap di delapan ruas jalan di Jakarta pada pukul 06.00-20.00 WIB untuk mengendalikan mobilitas warga mengikuti perpanjangan PPKM Level 4 hingga 16 Agustus mendatang.
Foto:

Turunnya angka kematian Covid-19 di DKI Jakarta sejalan dengan berkurangnya angka keterisian rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengungkapkan, terjadi konsistensi penurunan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) bagi pasien Covid-19 di 140 rumah sakit rujukan di Ibu Kota.

Ia menyebut, jumlah pasien Covid-19 dengan status sedang dan berat yang mendapat perawatan di rumah sakit menurun cukup signifikan. Dwi memerinci, berdasarkan data hingga 8 Agustus 2021, pihaknya mencatat ada sebanyak 10.559 tempat tidur isolasi yang disediakan. Dari jumlah ini, kata dia, 4.116 tempat tidur diisi oleh pasien Covid-19.

“Sudah terjadi penurunan yang cukup signifikan, sehingga keterisian tempat tidur (isolasi) saat ini juga ada di angka yang cukup rendah 39 persen,” kata Dwi dalam diskusi virtual yang disiarkan pada akun Youtube BPSDM DKI Jakarta, Kamis (12/8).

“Kita punya spare banyak tempat tidur untuk bisa memastikan semua orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit bisa ditangani, bisa mendapat akses ke rumah sakit,” tambahnya.

Sementara itu, sambung Dwi, hal serupa juga terjadi pada tempat tidur di ruang ICU. Ia menuturkan, tingkat keterisian tempat tidur ICU menurun menjadi 65 persen. Dwi menyampaikan, saat ini sebanyak 1.059 tempat tidur telah diisi oleh pasien, dari total 1.639 tempat tidur ICU yang disediakan.

“Kita harapkan tentunya dengan kondisi ini bisa memastikan orang yang membutuhkan perawatan ICU dapat dilayani,” ujarnya.

Lebih lanjut Dwi mengatakan, saat kasus Covid-19 di Jakarta mengalami lonjakan pada satu hingga dua bulan lalu, keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan mencapai 90 persen lebih. Sehingga pihak rumah sakit tidak mampu menampung pasien yang berdatangan.

Apalagi, kata dia, saat itu juga disediakan kapasitas untuk merawat bayi yang terpapar virus corona. “Waktu itu bahkan bisa mencapai 92 persen. Kenyataan di lapangan, walaupun ada selisih delapan persen, tapi it merupakan ICU untuk bayi atau untuk anak-anak, sehingga tentu tidak bisa diisi dengan (pasien) orang dewasa,” ungkap dia.

Selain itu, ia mengakui, saat terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Ibu Kota, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan perawatan di rumah sakit. Bahkan dia menuturkan, saat itu terjadi antrean pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Saat itu, kondisinya sangat ketat, sehingga antrean (di ruang) gawat darurat pun bisa mencapai 60-90 orang hanya dalam satu hari,” ujarnya.

Meski demikian, Dwi mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak merasa puas dengan situasi saat ini. Sebab, ia mengibaratkan kasus Covid-19 seperti permainan roller coaster yang sewaktu-waktu dapat meningkat dan menurun.

”Kita sudah punya pengalaman sejak tahun 2020, kita seperti main roller coaster, naik dan turun kasus itu seiring dengan mobilitas masyarakat. Jadi kita tetap harus terus mengingatkan dan mengatur mobilisasi masyarakat dan jangan sampai kemudian memberikan peluang untuk terjadinya peningkatan kasus,” jelas dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, menambahkan, Pemprov DKI Jakarta menyambut baik keputusan pemerintah pusat yang resmi memperpanjang PPKM hingga tanggal 16 Agustus 2021. Dia menuturkan, saat ini Jakarta masih berada pada level 4.

Oleh karena itu, ia berharap, melalui perpanjangan PPKM Level 4 tersebut, Pemprov DKI dapat semakin mengendalikan pandemi Covid-19. "Mudah-mudagan dengan ada perpanjangan seminggu kedepan, angka penurunan akan lebih signifikan lagi, lebih baik lagi, sehingga kita bisa memutus mata rantai penyebaran Covid di Jakarta," ungkapnya.

photo
Separuh warga Jakarta pernah terinfeksi Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement