Jumat 13 Aug 2021 00:15 WIB

Pasien Covid-19 Berubah Pandangan Soal Vaksinasi, Apa Sebab?

Setelah kena Covid-19, orang-orang pun berubah pandangan soal vaksinasi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Dokter dan perawat mencoba menyadarkan pasien Covid-19 setelah serangan jantung keduanya sebelum meninggal di ICU Rumah Sakit Nasional di Itaugua, Paraguay, Rabu, 28 April 2021. Pasien asal Amerika Serikat yang selamat dari Covid-19 mengaku mengalami perubahan pandangan tentang pentingnya vaksinasi.
Foto: AP/Jorge Saenz
Dokter dan perawat mencoba menyadarkan pasien Covid-19 setelah serangan jantung keduanya sebelum meninggal di ICU Rumah Sakit Nasional di Itaugua, Paraguay, Rabu, 28 April 2021. Pasien asal Amerika Serikat yang selamat dari Covid-19 mengaku mengalami perubahan pandangan tentang pentingnya vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW ORLEANS -- Pasien Covid-19 yang belum divaksinasi berbagi kisah mereka tentang memerangi virus berbahaya ini. Pengalaman dirawat akibat infeksi SARS-CoV-2 itu mengubah pikiran mereka tentang vaksin.

Warga New Orleans, Amerika Serikat, yang belum divaksinasi, Steve Witschel, mendokumentasikan perubahan pandangannya saat dalam perawatan intensif akibat Covid-19. Ia mengaku selamat setelah sebelumnya hampir kehilangan nyawa.

Baca Juga

"Kalau belum, segera vaksin. Saya harap saya sudah divaksin. Pekan lalu, hidup saya seperti di neraka. Saya pikir saya akan mati," kata Witschel dalam video selfie dari rumah sakit, dilansir ABC News, Kamis (12/8).

Witschel menceritakan bahwa sebelumnya ia tidak pernah sakit, tidak pernah merasa sengsara, dan tidak pernah kehabisan energi seperti ketika positif Covid-19. Ia bahkan hampir tidak bisa menyikat gigi tanpa kehabisan napas.

"Ini mengerikan. Setelah saya sembuh dari penyakit ini, semoga saya bisa melaluinya, saya pasti akan mendapatkan vaksin. Dan saya akan memakai masker sepanjang waktu," ujar Witschel.

Setelah keluar dari rumah sakit, Witschel merekam video lain pada 7 Agustus. Ia mengungkapkan bahwa dirinya masih harus mendapatkan suplementasi oksigen selama setidaknya selama beberapa pekan.

Baca juga : Setelah Sembuh, Pasien Covid-19 Parah Berisiko Masuk RS Lagi

Menurut Witschel, gumpalan darah di paru-parunya masih perlu dibersihkan. Mengutip dokter, ia mengatakan itu akan memakan waktu setidaknya enam bulan.

"Saya senang berada di rumah. Saya senang bisa hidup," kata Witschel.

Sementara itu, Curtis Cannon, seorang pasien Covid-19 berusia 75 tahun di Willis-Knighton Medical Center di Shreveport, Louisiana, berbicara kepada media dari ranjang rumah sakitnya pada 5 Agustus. Ia mengatakan, pada awalnya dia skeptis tentang vaksin.

Tetapi sekarang, Cannon berjuang untuk bernapas dan menderita nyeri dada yang parah. Ia pun menyadari betapa nyata Covid-19 itu.

Cannon mengatakan, dia akan memberi tahu orang lain yang skeptis bahwa vaksinasi Covid-19 sangat penting. Ia mengatakan dia akan divaksinasi setelah dia keluar dari rumah sakit.

"Mereka perlu divaksinasi, karena ini tidak menyenangkan," katanya.

Cerita Brittany Wright tak kalah pedih. Ia tidak menyangka akan menjadi janda di usia 25 tahun.

Suaminya, Braderick Wright, seorang pria Georgia berusia 28 tahun ragu-ragu untuk mendapatkan vaksin. Braderick meninggal karena Covid-19 pada 7 Agustus 2021.

Menurut Brittany, Braderick mendalami teori konspirasi soal Covid-19 dari TikTok. Suaminya kemudian memutuskan tidak ingin divaksinasi.

"Saya tidak pernah berharap menjadi janda pada usia 25 tahun," kata  Brittany seraya mengungkapkan bahwa keinginan terakhir suaminya adalah agar lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement