REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, 3T (testing, tracing, dan treatment) serta kedisiplinan penerapan protokol kesehatan (prokes) menjadi kunci penanganan Covid-19 di Pulau Bali.
Dalam kunjungannya ke sejumlah lokasi di Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar, Provinsi Bali, Kamis (13/8), Luhut meminta masyarakat meningkatkan kedisiplinan prokes. Menurut dia, hal itu akan berdampak pada citra Bali sebagai tujuan pariwisata internasional, yang lebih disorot dalam hal kedisiplinan prokes.
"Mohon untuk upacara keagamaan yang agar sementara ini diredam dan diperketat dulu prokesnya, karena selalu ada laporan setelah acara tersebut angka Covid-19 langsung meningkat signifikan karena berkerumun," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (14/8).
Luhut menyampaikan, mitigasi penanganan Covid-19 di Provinsi Bali masih harus dioptimalkan. Pasalnya, meski tingkat vaksinasi di Pulau Dewata tinggi, namun kasus harian Covid-19 angkanya juga besar.
"Bali itu 91 persen sudah vaksin, harusnya sudah bagus. Tapi ini masih stagnan, belum turun, sementara tempat-tempat lain sudah turun," kata Luhut.
Selanjutnya, Luhut mengingatkan, seluruh kabupaten di Provinsi Bali harus menyediakan isolasi terpusat (isoter) dengan fasilitas lengkap, mencakup tempat, persediaan makanan, tenaga kesehatan, fasilitas olahraga dan telemedicine.
"Buleleng saya kira bisa dibuat menjadi model. Dari sekian ratus orang yang sudah masuk isoter, belum ada yang meninggal satu pun, success rate-nya tinggi," kata Luhut.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikit memastikan, sejauh ini, persediaan obat di Bali cukup. "Kita juga sudah mendapatkan bantuan dari Singapura dan Morowali, dan telah mengirim lebih dari 300 buah oxygen concentrator untuk rumah sakit di Bali," katanya saat mendampingi Luhut.