REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taliban kembali menguasai Afghanistan dengan jatuhnya ibu kota, Kabul sebagaimana dilaporkan, Senin (16/8). Mereka juga telah menguasai istana kepresidenan, setelah presiden negara itu Ashraf Ghani melarikan diri ke Tajikistan.
Melalui akun resmi salah satu unit Taliban mereka membagikan foto-foto menenai interior Istana Presiden yang tampaknya utuh, tetapi kosong dan ditinggalkan oleh pejabat Afghanistan. Sebuah video yang diposting di media sosial beberapa jam sebelumnya juga menunjukkan hal serupa. Para pejuang tiba di Istana Kepresidenan di Kabul.
Kembalinya Taliban menguasai Afghanistan ini setelah digulingkan Amerika Serikat pada 2001 lalu melalui perang, atas dalih memburu dalang terorisme, Osama bin Laden.
Siapakah Taliban? Redaksi Republika.co.id mengumpulkan fakta terkait dengan Taliban, yaitu sebagai berikut:
1. Nama dan kelahiran
Taliban adalah sebuah gerakan para pelajar Islam (Al Harakah Al Islamiyah Lit Thalabah Madaris Ad Diiniyyah), yang sedang belajar di Pakistan. Kata Taliban diambil dari bahasa Afghanistan, yang berarti pelajar, sepadan dalam bahasa Arab.
Kemunculan Taliban, sebagaimana dituturkan pemimpin tertingginya pada saat itu, Mullah Muhammad Omar, dilatarbelakangi banyak faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan adanya perang saudara, konflik dan pembunuhan antara penganut Syiah dan Sunni, demoralisasi, praktek KKN.
Baca juga : Lari dari Afghanistan, Presiden Ghani Dikecam
Faktor eksternal antara lain pengaruh dan tekanan Pakistan yang ingin mengganti penguasa sebelumnya, Burhanuddin Rabbani, dengan pemimpin oposisi terbesar, Hekmatyar dan Ahmad Syah Masood, serta dukungan Amerika Serikat terhadap gerakan Taliban.
Gerakan Taliban didirikan pada Juli 1994 di wilayah Kandahar, Selatan Afghanistan. Pada Oktober 1994 secara resmi diproklamirkan. Pada 1995 mereka menguasai beberapa kota penting, termasuk Kabul. Pada 1996, Taliban resmi berkuasa di Afghanistan setelah penguasa sebelumnya melarikan diri ke wilayah Utara, yang hingga kini masih dikuasai kelompok oposisi pro Barat.