Selasa 17 Aug 2021 06:20 WIB

PP Muhammadiyah Ingatkan Pentingnya Persatuan Bangsa

Pentingnya persatuan bangsa disuarakan PP Muhammadiyah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
PP Muhammadiyah Ingatkan Pentingnya Persatuan Bangsa. Foto:  Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Foto: Republika/ Wihdan
PP Muhammadiyah Ingatkan Pentingnya Persatuan Bangsa. Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sudah 76 tahun Indonesia resmi menyatakan kemerdekaan. Seluruh rakyat patut mengucap syukur atas anugerah ini. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, turut menyampaikan selamat milad kemerdekaan Indonesia.

Haedar menilai, kemerdekaan rahmat Allah SWT dan perjuangan rakyat. Proklamasi kemerdekaan sebenarnya bukan sekadar penyataan bebas dari penjajahan tapi juga wujudkan kehidupan bangsa dan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Baca Juga

Saat ini, Indonesia dan dunia dalam musibah pandemi covid, banyak yang terpapar bahkan berujung kematian. Maka itu, langkah tepat mengisi kemerdekaan bersatu agar bangsa berdaya mengatasi dan memberi solusi atas derita kemanusiaan ini.

"Semangat persatuan harus jadi tonggak pertama menyelesaikan masalah-masalah bangsa dan menentukan perjalanan Indonesia ke depan. Alhamdulilah, secara umum kita telah bersatu dalam semangat Bhineka Tunggal Ika," kata Haedar, Senin (16/8).

Haedar meminta masyarakat mewaspadai benih perpecahan antar komponen bangsa, yang sudah bermunculan kebanyakan melalui sosial media. Perbedaan orientasi politik dan benturan kepentingan jadi dua alasan potensial menjadi pemicu.

Momentum 76 tahun merdeka dapat dijadikan sarana untuk membingkai ulang benang persatuan. Maka itu, ia berpendapat, 76 tahun kemerdekaan Indonesia harus dijadikan sebagai suasana memberi makna bagi semangat persatuan Indonesia.

"Negara yang besar berubah menjadi terpecah belah, bahkan hilang namanya karena perpecahan," ujar Haedar.

Indonesia dengan segala keragaman yang dimiliki dan Tanah Air yang begitu kaya, jika tidak dirawat dengan baik menjadi negara yang isinya hanya konflik. Haedar mengajak seluruh komponen bangsa agar mengeliminasi segala potensi perpecahan.

"Eliminasi setiap kebencian, intoleransi dan segala virus yang membuat terbelah sebagai bangsa. Perbedaan kontestasi politik selesai saat berkontestasi. Jangan berkepanjangan jadi dendam politik yang hanya akan merusak semangat persatuan," kata Haedar.

Haedar berpesan kepada seluruh elit bangsa menjadi negarawan sejati dan teladan bangsa dalam bertutur dan bersikap. Saat mengambil kebijakan penting bagi hajat hidup orang banyak, agar memperhitungkan kearifan agar menghindari perpecahan.

76 tahun merdeka akan membuat semakin dewasa sebagai bangsa dan elit bangsa. Konteks ini, hayati nilai-nilai Pancasila, konstitusi dan sejarah perjalanan bangsa yang membuat kita kokoh jadikan Indonesia merdeka karena kita bersatu.

Ia berharap, dengan 76 tahun merdeka Indonesia menjadi negara berkemajuan yang tidak hanya mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya insani. Tapi, juga potensi keragaman dalam bingkai persatuan dan persaudaraan.

Sebab, tidak ada negara yang maju di atas puing-puing perpecahan. Tidak ada bangsa yang maju di atas alam yang rusak. Tidak ada bangsa yang maju di atas SDM yang lemah. Karenanya, menjadi niscaya, kita harus melangkah ke depan.

"Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," ujar Haedar. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement