Rabu 18 Aug 2021 16:38 WIB

Yakinkan AS, Taliban Janji tak Halangi Perjalanan Warga

Taliban siap memberikan perjalanan yang aman bagi warga sipil menuju bandara

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Warga Afghanistan memadati Bandara Kabul usai pasukan taliban kuasai ibu kota.
Foto: Antara
Warga Afghanistan memadati Bandara Kabul usai pasukan taliban kuasai ibu kota.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Taliban meyakinkan Pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa kelompok itu tidak akan menghalangi perjalanan warga Afghanistan dan Amerika yang berusaha melarikan diri dari negara itu, dengan pergi menuju Bandara Internasional Hamid Karzai di Ibu Kota Kabul. 

 

Baca Juga

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Taliban telah memberitahukan bahwa kelompok itu siap memberikan perjalanan yang aman bagi warga sipil menuju bandara. Ia menekankan bahwa pemerintah akan terus memegang komitmen tersebut. 

Sebelumnya, Sullivan mencatat laporan tentang orang-orang yang ditahan dan dipukuli di pos pemeriksaan Taliban. Ia menyebut Pemerintah AS terus memantau situasi apakah ini dapat terus berlanjut, tetapi saat ini terlihat orang-orang bisa mencapai bandara dengan aman. 

 

“Apa yang kami temukan adalah bahwa kami membuat orang melewati gerbang, kami membuat mereka berbaris, dan kami membawa mereka ke pesawat,” ujar Sullivan, dilansir Yeni Safak, Rabu (18/8).

Biden memperingatkan Taliban bahwa kekuatan yang menghancurkan akan digunakan jika kelompok itu mencoba menyerang personel Amerika, atau berusaha mengganggu operasi evakuasi yang sedang berlangsung di Afghanistan saat ini. Militer AS melanjutkan penerbangan masuk dan keluar dari bandara pada Senin (16/8) malam setelah terlihat banyak orang yang mencoba melarikan diri dari negara itu mengerumuni landasan ketika pesawat militer lepas landas, dengan beberapa orang muncul dalam rekaman video pengamat jatuh dari setidaknya satu pesawat di tengah lepas landas. 

Juru bicara Departemen Pertahanan AS John Kirby mengkonfirmasi pada Selasa (17/8) bahwa komandan militer AS di tempat di bandara berkomunikasi langsung dengan komandan Taliban di lapangan di luar bandara. Saat ditanya apakah AS akan mengakui pemerintah Afghanistan yang dipimpin oleh Taliban, Sullivan mengatakan terlalu dini untuk menjawab pertanyaan tersebut.

 

“Saat ini ada situasi kacau di Kabul di mana kami bahkan tidak memiliki otoritas pemerintahan. Pada akhirnya terserah kepada Taliban untuk menunjukkan kepada seluruh dunia siapa mereka, dan bagaimana mereka berniat untuk melanjutkan. Rekam jejaknya tidak bagus, tetapi terlalu dini untuk menjawab pertanyaan itu pada saat ini,” kata Sullivan.

 

Perang antara pasukan Taliban dan Afghanistan meningkat ketika pasukan asing yang dipimpin AS mengumumkan penarikan dari negara itu pada 11 September 2020, bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan teroris yang mengarah pada invasi AS.

Taliban membuat kemajuan militer yang cepat dalam beberapa pekan terakhir dan menguasai Kabul pada Ahad (15/8), ketika pasukan Pemerintah Afghanistan melarikan diri atau menyerah, termasuk dengan Presiden Ashraf Ghani yang juga meninggalkan negara itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement