REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Taliban telah meyakinkan Amerika Serikat bahwa mereka tidak akan menghalangi perjalanan yang aman bagi warga Afghanistan dan Amerika yang berusaha melarikan diri ke Bandara Internasional Hamid Karzai.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, mengatakan Taliban memberi tahu Washington, mereka siap memberikan perjalanan yang aman bagi warga sipil ke bandara. Sullivan mencatat laporan tentang orang-orang yang ditolak dan dipukuli di pos pemeriksaan Taliban, mengatakan bahwa pemerintah mengangkat kasus-kasus itu secara langsung dengan mereka untuk mencoba dan menyelesaikannya.
"Kami khawatir apakah itu akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang," ujar dia.Namun, Sullivan mengatakan pada umumnya warga telah berhasil mencapai bandara. “Apa yang kami temukan adalah bahwa kami membuat orang melewati gerbang, kami membuat mereka berbaris, dan kami membawa mereka ke pesawat,” kata dia.
Biden memperingatkan Taliban, kekuatan menghancurkan akan digunakan jika kelompok garis keras menyerang personel Amerika atau berusaha mengganggu operasi evakuasi yang sedang berlangsung. Militer AS melanjutkan penerbangan masuk dan keluar bandara Senin malam setelah rekaman video menunjukkan orang-orang yang putus asa mencoba melarikan diri dan mengerumuni landasan ketika pesawat militer lepas landas.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengonfirmasi, pada Selasa (17/8) komandan militer AS di bandara berkomunikasi langsung dengan komandan Taliban di lapangan di luar bandara. Ketika ditanya apakah AS akan mengakui pemerintah Afghanistan yang dipimpin oleh Taliban, Sullivan mengatakan menjawab pertanyaan itu sekarang akan terlalu dini karena pemerintahan belum terbentuk.
Baca juga : Taliban: 20 Tahun Perang Berdarah, Pendudukan Asing Berakhir
“Saat ini ada situasi kacau di Kabul di mana kami bahkan tidak memiliki otoritas pemerintahan,” ungkap dia.
“Pada akhirnya terserah kepada Taliban untuk menunjukkan kepada seluruh dunia siapa mereka, dan bagaimana mereka berniat untuk melanjutkannya. Rekam jejaknya tidak bagus, tetapi terlalu dini untuk menjawab pertanyaan itu pada saat ini," kata dia.
Perang antara pasukan Taliban dan Afghanistan meningkat ketika pasukan asing mengumumkan penarikan mereka dari negara itu pada 11 September, tepat 20 tahun setelah serangan teroris yang mengarah pada invasi AS. Taliban membuat kemajuan militer yang cepat dalam beberapa pekan terakhir dan menguasai ibu kota pada Ahad (15/8) ketika pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri atau menyerah. Mantan Presiden Ashraf Ghani juga meninggalkan negara itu.