Jumat 20 Aug 2021 18:20 WIB

Kemendikbud Berikan Penghargaan TEFA kepada 60 SMK

TEFA merupakan pengembangan dari pendidikan sistem ganda

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto mengatakan TEFA harus bermula dari industri sehingga peserta didik dan sekolah dapat menciptakan produk berkualitas, diterima oleh pasar, dan menghasilkan proses yang berkesinambungan. (ilustrasi)
Foto: Humas kemendikbud
Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto mengatakan TEFA harus bermula dari industri sehingga peserta didik dan sekolah dapat menciptakan produk berkualitas, diterima oleh pasar, dan menghasilkan proses yang berkesinambungan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), memberikan penghargaan Teaching Factory (TEFA) 2021 kepada 60 SMK terpilih yang telah merintis produk/jasa di sekolahnya sesuai dengan kompetensi keahlian. Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto mengatakan TEFA harus bermula dari industri sehingga peserta didik dan sekolah dapat menciptakan produk berkualitas, diterima oleh pasar, dan menghasilkan proses yang berkesinambungan.

"Tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga berdampak, termasuk dalam program link and match paket 8+i, TEFA juga harus disesuaikan dengan kurikulum bersama industri dan terus menghadirkan pakar agar berkesinambungan. Harus start from the end, jangan tiba-tiba ingin membuat sesuatu," kata Wikan, dalam keterangannya, Jumat (20/8).

Baca Juga

TEFA merupakan pengembangan dari pendidikan sistem ganda, yaitu competence based training (CBT) dan production based education and training (PBET) yang dilaksanakan oleh SMK. Hasil dari pengembangan ini diharapkan dapat menanamkan jiwa kewirausahaan bagi siswa.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam produksi barang dan jasa tersebut, antara lain produk yang dibutuhkan di pasar, mengapa produk tersebut dibeli, siapa pembelinya, bagaimana proses pembeliannya, bagaimana mutu dan penampilan produknya, bagaimana modelnya, dan bagaimana merek, pelayanan dan garansinya.

Sementara itu, Plt. Direktur SMK, Wartanto menyampaikan, program bantuan TEFA diikuti oleh 949 SMK. Kemendikbudristek menghadirkan juri dari unsur industri, akademisi, dan praktisi bisnis yang menilai proposal dan rencana bisnis peserta dalam bentuk business model canvas.

"Program bantuan TEFA telah disosialisasikan melalui rangkaian pelaksanaan seri webinar pada tanggal 18 sampai 21 Mei 2021 dengan narasumber yang berasal dari kalangan profesional atau mitra industri yang kompeten," ujar Wartanto.

Wartanto mengungkapkan, TEFA harus bisa memproduksi produk/jasa yang mendorong peserta didik berwirausaha. Produk yang dihasilkan bukan sekadar mengembangkan bahan, tetapi dapat disalurkan ke masyarakat hingga mendapat pengakuan hak cipta.

"TEFA juga harus menghasilkan proyek bagi para peserta didik hingga mereka bisa mengaplikasikan sesuai kebutuhan industri. Selain itu, mereka juga bisa berkreasi dan berkolaborasi hingga menghasilkan usaha mandiri dengan upaya project based learning. Jadi, harus terus dilakukan diskusi dan ide-ide baru yang bisa dipecahkan bersama," kata dia lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement