Senin 23 Aug 2021 16:33 WIB

Airlangga: Ada Tiga Kunci Pemulihan Ekonomi Melalui Riset

BPPT juga didorong membuat riset dan inovasi yang bisa dikomersialisasikan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ada tiga kunci untuk memulihkan ekonomi melalui riset dan inovasi. Ketiganya, dinilai penting untuk menjaga perekonomian nasional.

Pertama, kata Airlangga, riset dan inovasi harus menuju pada konsep ekonomi hijau. Yakni, ekonomi berkelanjutan yang bisa mengurangi polusi.

Menko Perekonomian mengaku, ekonomi hijau sudah terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah, melalui mandatori B30 berhasil membuat harga tandan buah sawit (TBS) mencapai harga tertinggi. Pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor pada sektor kelapa sawit.

"Ekspor di dalam pandemi Covid-19 juga masih bisa mencapai sekitar 20 miliar dolar AS," tutur Airlangga dalam keterangan saat puncak HUT ke-43 BPPT, Senin (23/8).

Menko Perekonomian menambahkan, kebijakan B30 mampu membuat Indonesia menjadi negara biodiesel terbesar di dunia. Bahkan, pemerintah saat ini sedang menyiapkan B100 sebagai inovasi di bidang biodiesel.

Upaya pemulihan ekonomi berbasis riset kedua adalah komersialisasi hasil riset. Hal ini bisa dilakukan melalui kerja sama dengan dunia usaha. Menurut Ketua Umum DPP Partai Golkar ini, riset tanpa komersialisasi membuat keberlanjutan terganggu. "(Selama) 43 tahun BPPT telah membuktikan banyak sekali, mana yang berhasil, mana yang belum berhasil, mana yang bisa komersial, mana yang tidak, sehingga tentu platformnya sudah terlihat," tegasnya.

Khusus untuk keberlanjutan riset dan inovasi teknologi ini, pemerintah mendorong agar menjadi perhatian utama. Airlangga mengatakan, pemerintah telah memberikan dukungan fiskal untuk pengembangan daya saing. Bahkan, pemerintah sudah memberikan super tax deduction untuk vokasi, penelitian dan pengembangan. Pemerintah menilai BPPT dan Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN belum memaksimalkan dukungan dari pemerintah ini.

"Alat untuk mendorong kerja sama antara privat dan industri maupun dengan akademi, itu tools dan insentifnya sudah ada, tinggal dikapitalisasi. Diharapkan kita bisa memperdalam struktur perekonomian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Airlangga.

Upaya ketiga memulihkan ekonomi melalui riset adalah meningkatkan kemampuan teknologi informasi melalui pemanfaatan data menuju integrasi digital. Saat ini, Big Data menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.

"Data center di Batam di kawasan ekonomi khusus Nongsa Digital Park dan di kawasan Jawa Barat beberapa perusahaan multinasional sudah menyiapkan data centernya. Sehingga tentu ini diharapkan bisa mendorong perkembangan teknologi berbasis digital," tegas Menko Perekonomian.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement