Selasa 24 Aug 2021 15:31 WIB

Oded Minta Warga tak Euforia Level PPKM Turun

Wali Kota bersyukur status Bandung kini turun menjadi PPKM Level 3.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Wali Kota Bandung Oded M Danial.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta masyarakat agar tidak melaksanakan kegiatan yang bersifat euforia setelah pemerintah pusat menyatakan wilayah Bandung berstatus Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

"Alhamdulillah, harus bersyukur, tapi tandanya bersyukur itu kita jangan euforia, kita syukuri," kata Oded di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/8).

Menurut Oded, pada masa PPKM Level 3, masyarakat harus lebih berhati-hati untuk mencegah adanya gelombang Covid-19 baru. Pasalnya, apabila ada euforia yang berlebihan, potensi penularan Covid-19 akan kembali meningkat. "Saya tetap mengimbau warga Bandung harus hati-hati, jangan euforia," kata politikus PKS tersebut.

Pada Senin (23/8) malam WIB, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada beberapa daerah aglomerasi yang kini berstatus PPKM Level 3. Di antaranya. Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, dan beberapa daerah kabupaten dan kota lainnya.

Penurunan status tersebut dilakukan karena kasus konfirmasi Covid-19 terus menurun sejak 15 Juli 2021 lalu. Selain itu angka keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit di tingkat nasional pun turun.

Sementara itu di Kota Bandung berdasarkan data Satgas Covid-19, angka kasus terkonfirmasi aktif kini ada sebanyak 2.103 orang. Sedangkan pada 17 Agustus 2021 lalu, angka kasus terkonfirmasi aktif ada sebanyak 4.013 orang.

Namun penurunan itu bersifat fluktuatif, karena pada 16 Agustus 2021 angka terkonfirmasi aktif sempat turun menjadi sebanyak 1.631 orang lalu naik kembali. Pertambahannya mulai dari puluhan hingga ratusan, lalu mencapai kembali angka 2.000 lebih pada saat ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement