REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini belum ada yang memiliki efektivitas hingga 100 persen untuk mencegah seseorang terkena penyakit wabah ini. Meski demikian, vaksin masih cukup efektif untuk mencegah tingkat keparahan penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, ini.
Lalu, bagaimana dengan kasus infeksi pada orang yang sudah divaksinasi (breakthrough infection), apakah mereka tetap berisiko mengalami long Covid? Peneliti masih belum memiliki jawabannya.
Sejumlah peneliti hingga saat ini masih melakukan studi untuk mengungkap kemungkinan kasus-kasus Covid-19 yang terjadi setelah orang mendapatkan vaksinasi bisa menyebabkan kesakitan dalam jangka waktu panjang (long Covid).
Long Covid terjadi saat orang mengalami gejala Covid-19 terus menerus. Gejala itu dapat berbulan-bulan sejak terinfeksi.
Kondisi tersebut juga dapat berkembang setelah infeksi awal yang parah atau bahkan pada mereka yang awalnya memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Beberapa perkiraan menunjukkan, sekitar 30 persen pasien Covid-19 yang belum divaksinasi mengalami gejala jangka panjang.