Kamis 26 Aug 2021 08:18 WIB

Buntut Amukan Suporter, Klub Ligue 1 Dihukum

Payet yang dilempar botol oleh suporter Nice berusaha membela diri.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Dimitri Payet. Sosok ini jadi aktor di balik amukan suporter Nice.
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Dimitri Payet. Sosok ini jadi aktor di balik amukan suporter Nice.

REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- OGC Nice akan menjamu Bordeaux dalam laga pekan keempat Liga Prancis tanpa penonton di Stadion Allianz Riviera, Sabtu (28/8) besok. Ini sebagai salah satu putusan buntut kerusuhan suporter yang melibatkan pemain Marseille, Ahad (22/8) lalu.

Komisi disiplin operator liga sepak bola profesional Prancis, LFP, mengumumkan putusan itu dalam laman resmi mereka pada Rabu malam (25/8) tadi. Selain hukuman bagi Nice, LFP juga menghukum Marseille kepada pelatih fisik mereka, Pablo Fernandez, yang dilarang berada di bangku cadangan, ruang ganti wasit maupun fungsinya sebagai staf pertandingan klub.

Komdis LFP juga menyatakan masih melanjutkan penyelidikan lebih lanjut untuk mengambil keputusan terkait perilaku suporter Nice yang menjebol ke dalam lapangan, perilaku para pemain dalam insiden tersebut serta nasib kelanjutan pertandingan. Hasil penyelidikan lebih lanjut diumumkan pada 8 September.

Putusan-putusan tersebut berkaitan dengan insiden kerusuhan dalam pertandingan pekan ketiga Liga Prancis antara Nice menjamu Marseille di Allianz Riviera pada Ahad (22/8).Pada menit ke-75, gelandang serang Marseille, Dimitri Payet, sedianya mengambil sepak pojok tetapi ia terkena lemparan botol dari suporter Nice yang menghuni tribun selatan Allianz Riviera.

Payet yang sempat terjatuh setelah lemparan mengenai tubuhnya segera bangun dalam keadaan emosional dan melempar balik botol ke arah suporter Nice. Keadaan langsung memanas lantaran para suporter tidak terima dan banyak dari mereka turun dari tribun selatan masuk ke dalam lapangan mengkonfrontasi fisik para pemain Marseille.

Sementara para pemain Nice berusaha melerai lawannya dengan suporter, terlihat salah seorang ofisial Marseille --yang belakangan teridentifikasi sebagai Fernandez-- melakukan pemukulan terhadap seorang suporter yang menjebol lapangan. Wasit Benoit Bastien kemudian memerintahkan para pemain dan staf kedua tim masuk ke ruang ganti. Setelah beberapa waktu, para pemain Nice kembali ke dalam lapangan tapi Marseille menolak melakukan hal yang sama.

Presiden Marseille, Pablo Longoria, kemudian memberikan keterangan dalam wawancara televisi bahwa ia mendukung keputusan para pemainnya yang menganggap tidak aman untuk kembali melanjutkan pertandingan. Pertandingan akhirnya terhenti pada menit ke-75 dalam keadaan Nice unggul atas Marseille 1-0 berkat gol Kasper Dolberg.

Bila merujuk pada aturan FP yang berlaku, sikap Marseille menolak melanjutkan pertandingan akan mengakibatkan mereka dinyatakan kalah walk-out dengan skor 0-3.

Namun, putusan lebih jauh terkait nasib pertandingan, perilaku suporter Nice serta perilaku para pemain kedua tim baru akan diumumkan pada 8 Agustus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement