REPUBLIKA.CO.ID, TEGINA -- Setelah orang-orang bersenjata menculik tujuh dari 11 anaknya, Abu Bakar Adam di barat laut Nigeria menjual semua hartanya untuk uang tebusan. Harta berupa mobil dan sebidang tanah hingga semua tabungannya dikumpulkan dengan harapan bisa bertemu anak-anaknya lagi.
Saat hartanya berkumpul, dia mengirim lebih dari Rp 105 juta ke lokasi pertukaran bersama dengan pembayaran dari keluarga lain di kotanya, Tegina. Namun, para penculik justru menangkap salah satu pria yang mengantarkannya, mengambil uang tebusan, dan mengirim kembali permintaan baru untuk lebih banyak uang tunai dan enam sepeda motor.
"Kami dalam penderitaan. Sejujurnya saya tidak punya apa-apa lagi," kata tukang reparasi ban berusia 40 tahun yang anak-anaknya juga menjadi korban penculikan massal, dilansir di Al Arabiya, Selasa (24/8).
Penculik telah menculik lebih dari 1.000 siswa sejak Desember di barat laut yang miskin. Sekitar 300 anak belum dikembalikan, menurut penghitungan laporan Reuters.
Presiden Muhammadu Buhari telah mengatakan kepada negara-negara bagian untuk tidak membayar apa pun kepada para penculik. Tindakan itu hanya akan mendorong lebih banyak penculikan. Badan-badan keamanan mengatakan mereka sudah menargetkan para bandit dengan aksi militer dan metode lainnya.