REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PMMB merupakan program link and match universitas dengan industri untuk mempersiapkan dan menciptakan SDM Indonesia yang unggul sehingga siap bekerja dan berwirausaha. PMMB ini terbuka untuk universitas di seluruh Indonesia.
Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sebagai salah satu universitas yang telah menjalin kerja sama dengan FHCI ini sebagai pengusung program PMMB melaksanakan match PMMB batch 2, Kamis (19/8) lalu.
Kegiatan matchup PMMB Batich 2 tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring ini dihadiri oleh PIC dari Universitas BSI, FHCI (Forum Human Capital Indonesia), BUMN, dan PIC kampus di seluruh Indonesia.
Menurut Sofyan Rohidi selaku Direktur Eksekutif FHCI, tujuan dilaksanakan kegiatan matchup PMMB batch 2 tahun 2021 ini, untuk membangun sinergi melalui BUMN dan Perguruan Tinggi untuk Indonesia dan reporting hasil matchup PMMB batch 2 tahun 2021.
“Saat ini sudah ada 354 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang sudah MoU dengan FHCI, banyak manfaat yang diperoleh bagi Perguruan Tinggi dengan mengikuti PMMB,” Kamis (19/8).
Sofyan menyebutkan, manfaat yang didapat Perguruan Tinggi diantaranya mendorong akreditasi seiring peningkatan penyerapan mahasiswa magang, prodi dan pengajar memperoleh umpan balik dalam menyesuaikan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
“Manfaat bagi mahasiswa diantaranya, kesempatan belajar hal baru, bertumbuh mengembangkan kapabilitas melalui experience serta berkontribusi untuk Indonesia. Selain itu mendapatkan sertifikat Industri atau Kompetensi dari BNSP, rekognisi setara 20 SKS, memperoleh uang saku dan meningkatkan kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat berkarier di BUMN,” ujarnya.
Ia mengatakan, jurusan Teknik Elektro menjadi kebutuhan magang tertinggi yaitu sejumlah 295 posisi dari total 166 jurusan tersebar pada 33 provinsi lokasi kebutuhan magang. Provinsi DKI Jakarta menjadi lokasi dengan kebutuhan tertinggi yaitu sejumlah 874 kebutuhan dari total kebutuhan magang yaitu 3291 posisi dari 96 BUMN.
Sedangkan, untuk jurusan akuntansi menjadi ketersediaan magang tertinggi yaitu sejumlah 2610 mahasiswa dari total jumlah ketersediaan mahasiswa yaitu 20370 mahasiswa dari 311 jurusan dan 213 Perguruan Tinggi. Ia menjelaskan, provinsi DKI Jakarta menjadi lokasi dengan ketersediaan tertinggi yaitu sejumlah 4.630 ketersediaan.
“Diperoleh perguruan tinggi yang ter-macthup sejumlah 96 persen atau sejumlah 3153 posisi terpenuhi dan tersisa empat persen atau 138 posisi dari total kebutuhan 3.291 posisi. Terdapat 197 Perguruan Tinggi yang ter-matchup dan 14 Perguruan Tinggi yang tidak ter-matchup,” terangnya.
Menurut Rini selaku perwakilah dari LSP-HCMI/FHCI menyampaikan, sebelum praktik magang dimulai, mahasiswa akan dibekali dengan materi akhlak yang mana menjadi core value atau nilai-nilai dasar dari BUMN. Akhlak harus diimplementasikan oleh mahasiswa magang kedepannya. Akhlak adalah kependekan dari Amanah yaitu memegang teguh kepercayaan yang diberikan. Sementara Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
"Lalu Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan, Loyalitas yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara serta Adaptif yaitu berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan dan Kolaboratif yaitu membangun kerja sama yang sinergis,” papar Rini, Kamis (19/8) lalu.
Kepala BSI Career Center (BCC), Rachmat Suryadithia menyampaikan terima kasihnya, kepada FHCI dan BUMN atas kerja sama yang terjalin. Sebanyak 17 mahasiswa Universitas BSI telah ter-matchup pada PMMB Batch 2 tahun 2021 ini.
“Semoga mahasiswa Universitas BSI dapat mengembangkan hard skill dan menguatkan soft skill mereka, selalu bersemangat, loyalitas serta harus menunjukkan kecakapannya dalam bekerja. Sehingga nantinya dapat menjadikan nilai tambah saat ada peluang dan kebutuhan recruitment di BUMN,” tandasnya.