Kamis 26 Aug 2021 19:07 WIB

Walikota: Dimungkinkan PTM Terlaksana Pekan Depan

Masyarakat sudah banyak yang meminta PTM segera dilaksanakan

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Sekda Kota Bandung sekaligus Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna meninjau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 8 Jalan Solontongan, Selasa (15/6). Ema menilai sejumlah sekolah telah memahami persyaratan PTMT. Selain itu, Ema meminta pihak sekolah untuk tetap menjalin koordinasi dengan tim monitoring dan evaluasi (Monev) aparat kewilayahan dan puskesmas, sehingga jika terjadi sesuatu bisa ditangani dengan baik.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sekda Kota Bandung sekaligus Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna meninjau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 8 Jalan Solontongan, Selasa (15/6). Ema menilai sejumlah sekolah telah memahami persyaratan PTMT. Selain itu, Ema meminta pihak sekolah untuk tetap menjalin koordinasi dengan tim monitoring dan evaluasi (Monev) aparat kewilayahan dan puskesmas, sehingga jika terjadi sesuatu bisa ditangani dengan baik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Wali Kota Bandung, Oded M Danial sudah meminta kepala Dinas Pendidikan dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dalam sepekan ini. Apabila rampung maka dapat dimungkinkan PTM terlaksana pada pekan depan.

"Dalam satu pekan ini betul-betul sudah disiapkan berbagai kajian analisa di Kota Bandung. Mudah mudahan bisa melaksanakan seperti yang diamanatkan inmendagri. (Minggu depan terlaksana), mungkin saja kita lihat," ujarnya, Kamis (26/8).

Ia berharap PTM segera dapat dilaksanakan mengingat masyarakat banyak yang meminta agar segera dijalankan. Terkait dengan vaksinasi menjadi syarat utama digelar PTM, Oded mengaku akan melihat kebijakan dari pemerintah pusat. "Nanti gini kita akan melihat bagaimana kebijakan pusat. Kalau longgar alhamdulillah kalau di pusat ada perhatian khusus begitu kira-kira," katanya.

Ia menyebut vaksinasi Covid-19 sendiri saat ini baru menyentuh siswa remaja atau usia 12 tahun ke atas. Sedangkan siswa usia 12 tahun ke bawah belum diperbolehkan mendapatkan vaksin. "Sekarang baru sampai remaja itu persoalannya," katanya.

Ia mengatakan, kajian terkait pelaksanaan PTM sudah masuk tahap final. Terkait simulasi PTM, ia mengaku kegiatan tersebut sudah dilaksanakan beberapa bulan ke belakang sehingga tidak terlalu urgen. "Sesungguhnya tinggal finalisasikan aja gak akan terlalu sulit. Simulasi saya kira gak terlalu penting," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement