REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Salah satu tanda dari kanker paru dapat berupa gejala pada mata yang tak biasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kanker paru merupakan jenis kanker paling banyak kedua di dunia pada 2020. Selain itu, kanker paru juga merupakan jenis kanker yang menyebabkan kematian terbesar pada 2020, dengan total kasus sebanyak 1,8 juta kematian.
Berdasarkan studi dalam Journal of Thoraic Disease, banyak pasien kanker paru yang datang ke dokter dalam kondisi stadium lanjut. Alasannya, kemunculan gejala kanker paru seringkali tak disadari atau terabaikan oleh penderitanya. Tak jarang pula, gejala kanker paru baru mulai muncul di stadium akhir.
"(Keterlambatan diagnosis) dapat berkontribusi pada diagnosis di stadium lanjut dan kelangsungan hidup jangka panjang yang buruk," jelas peneliti, seperti dilansir BestLife, Ahad (29/8).
Oleh karena itu, penting untuk bisa lebih mewaspadai gejala-gejala kanker paru. Salah satu gejala kanker paru yang mungkin jarang diketahui adalah gejala pada mata.
Baca juga : Tips dari Dokter Saraf Buat yang tak Ingin Pikun
Menurut American Cancer Society (ACS), kelopak mata yang menurun atau melemah pada salah satu mata bisa jadi merupakan gejala dari jenis kanker paru bernama tumor Pancoast. Tumor pancoast merupakan jenis kanker paru yang langka.
Tumor Pancoast terletak di bagian atas pada satu sisi paru-oaru yang dikenal sebagai segmen apikal. Kanker ini seringkali menyebar ke saraf, tulang rusuk toraks, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan tulang belakang bagian atas.
Secara umum, tumor Pancoast cenderung memperngaruhi jalur saraf yang menghubungkan otak dengan mata dan wajah. Oleh karena itu, tumor Pancoast kerap memicu sejumlah gejala yang dikenal dengan Sindrom Horner. Individu yang mengalami gejala Sindrom Horner sebaiknya memeriksakan paru-paru mereka untuk menemukan ada atau tidaknya abnormalitas.
Salah satu gejala dari Sindrom Horner ini adalah menurunnya salah satu kelopak mata. Selain itu, gejala lain yang bisa muncul adalah pupil mengecil pada mata yang terdampak dan sedikit atau bahkan tidak ada keringat pada satu sisi wajah yang terdampak.
Gejala-gejala ini bisa muncul karena tumor menyebabkan kerusakan pada sistem saraf simpatik. Sistem ini berperan dalam meregulasi respons tubuh terhadap perubahan lingkungan, seperti berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh di cuaca panas. Pasien tumor Pancoast mungkin akan merasakan tubuh mereka menjadi kurang mampu merespons perubahan lingkungan.
Selain tumor Pancoast, Sindrom Horner juga bisa disebabkan oleh beberapa masalah kesehatan lain. Seperti dilansir BestLife, sebagian di antaranya adalah strok dan cedera saraf tulang belakang.
Baca juga : Ridwan Kamil: Covid-19 Ajarkan Jadi Generasi Tangguh
Pada anak, Sindrom Horner juga bisa terjadi akibat neuroblastoma. Neuroblastoma merupakan jenis kanker yang mempengaruhi kelenjar adrenal, saraf tulang belakang, leher, atau dada.
Sejauh ini, belum ada pengobatan yang tersedia untuk Sindrom Horner. Akan tetapi, fungsi saraf normal bisa dikembalikan dengan cara mengobati tumor atau penyakit lain yang menjadi penyebab Sindrom Horner.