Selasa 31 Aug 2021 13:41 WIB

Canberra Perpanjang Lockdown 2 Pekan akibat Varian Delta

Canberra mengekang lonjakan Covid-19 varian delta yang menyebar dengan cepat.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Canberra, Australia kembali memperpanjang lockdown atau karantina wilayah ketat selama dua pekan hingga 17 September, mulai Selasa (31/8). Wilayah tersebut masih berjuang mengekang lonjakan Covid-19 varian delta yang menyebar dengan cepat.

Sebagian besar wilayah pantai timur Australia memang sudah berada di bawah pembatasan pergerakan yang terbilang ketat selama beberapa pekan. Pembatasan itu sangat memukul ekonomi negara tersebut.

Baca Juga

"Kami akan menurunkan kurva ke bawah dan mengatasi wabah. Namun ini adalah proses yang lambat dan akan membutuhkan lebih banyak waktu," ujar Kepala Menteri Wilayah Ibu Kota Australia Andrew Barr di Canberra.

Pada Selasa (31/8) waktu setempat, Canberra melaporkan 13 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Sementara negara bagian New South Wales melaporkan 1.164 infeksi baru, turun sedikit dari rekor 1.290 kasus sehari sebelumnya.

Canberra sudah dikarantina selama tiga pekan setelah serentetan kasus yang diyakini menyebar dari New South Wales, pusat wabah Covid-19 Australia. Perpanjangan lockdown Canberra juga kemungkinan akan diikuti oleh Victoria, negara bagian terpadat kedua di Australia.

Victoria telah menerapkan lockdwon selama lima pekan. Negara bagian tersebut pada Selasa, melaporkan 76 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi secara lokal dalam 24 jam terakhir. Angka itu naik sedikit dari 73 kasus yang dilaporkan pada hari sebelumnya.

Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Dan Andrews mengatakan, tingkat vaksinasi yang rendah tidak secara signifikan bakal mengurangi pembatasan. Namun demikian, Victoria akan menguraikan pada Rabu, sebuah rencana untuk mengurangi pembatasan karena tingkat vaksinasi meningkat.

Australia telah menggunakan sistem lockdown dan karantina yang ketat untuk menjaga infeksi virus corona dan tingkat kematian lebih rendah daripada di sebagian besar negara yang sebanding. Namun, varian delta sekarang menekan layanan kesehatan di tengah laju vaksinasi yang lambat. Australia telah mencatat hampir 54 ribu kasus Covid-19 dan 1.006 kematian sejak awal pandemi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement