Selasa 31 Aug 2021 13:48 WIB

China Larang Anak Main Game Online Lebih dari 3 Jam/Minggu

Warga di bawah 18 tahun hanya boleh main game online di akhir pekan atau hari libur

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Game Online
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Game Online

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China membuat aturan baru yang melarang anak dan remaja di bawah 18 tahun bermain gim online lebih dari tiga jam dalam sepekan. Aturan baru tersebut diterbitkan Administrasi Pers dan Publikasi Nasional China (NPPA) pada Senin (30/8) waktu setempat.

Seperti dilansir laman CNBC, Selasa (31/8), aturan baru tersebut memuat bahwa penduduk dengan usia di bawah 18 tahun hanya diizinkan bermain video game selama satu jam sehari antara jam 8 malam dan jam 9 malam pada akhir pekan dan hari libur resmi. Badan tersebut meresmikan aturan baru ini sebagai cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental anak-anak.

Baca Juga

Aturan akan berlaku untuk perusahaan yang menyediakan layanan game online untuk anak di bawah umur mulai 1 September. Perusahaan akan membatasi kemampuan mereka untuk melayani pengguna tersebut di luar jam yang ditentukan. Perusahaan juga tidak akan diizinkan untuk memberikan layanan kepada pengguna yang belum masuk dengan pendaftaran nama asli. Hal itu guna mencegah mereka mengabaikan latar belakang pengguna mereka.

Aturan terbaru dari NPPA secara signifikan mengurangi jumlah waktu anak di bawah umur dapat bermain game online. Di bawah aturan 2019, penduduk di bawah 18 tahun diizinkan bermain game selama 1 jam sehari hampir setiap hari.

Peraturan baru tersebut mempengaruhi beberapa perusahaan teknologi terbesar di China, termasuk raksasa game Tencent, yang game multiplayer online Honor of Kings-nya sangat populer secara global, serta perusahaan game NetEase. Harga saham Tencent ditutup turun 0,6 persen pada 465,80 dolar Hong Kong pada Senin menjelang pengumuman regulator. Kapitalisasi pasarnya sebesar 573 miliar dolar AS turun lebih dari 300 miliar dolar AS dari puncaknya di Februari, penurunan yang setara dengan lebih dari nilai total Nike Inc atau Pfizer Inc.

Otoritas China dalam beberapa bulan terakhir telah menargetkan e-commerce dan pendidikan online, dan telah menerapkan peraturan baru untuk mengekang perilaku anti-persaingan setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan pesat di sektor teknologi. Bulan lalu, pihak berwenang melarang perusahaan yang memberikan bimbingan belajar mata pelajaran inti dari menghasilkan keuntungan. Hal itu menghapus miliaran nilai pasar dari perusahaan pendidikan online seperti TAL Education dan Gaotu Techedu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement