Kamis 02 Sep 2021 19:19 WIB

Cegah Varian Baru, Satgas: Awasi Mobilitas Masyarakat

Varian B1621 penyebarannya sudah ditemukan di negara Amerika Selatan dan Eropa

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Pengendara melintas didepan mural bertema keluarga sehat di Ngemplak, Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/7/2021). Berdasarkan hasil uji whole genome sequencing (WGS) dari 16 sampel yang dikirimkan Kota Solo ke Laboratorium di Jawa Tengah semuanya menunjukan strain berkode B.1.617.2 atau Varian Delta, hal ini diperkirakan menjadi penyebab melonjaknya angka kasus COVID-19 di Kota Solo.
Foto: ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Pengendara melintas didepan mural bertema keluarga sehat di Ngemplak, Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/7/2021). Berdasarkan hasil uji whole genome sequencing (WGS) dari 16 sampel yang dikirimkan Kota Solo ke Laboratorium di Jawa Tengah semuanya menunjukan strain berkode B.1.617.2 atau Varian Delta, hal ini diperkirakan menjadi penyebab melonjaknya angka kasus COVID-19 di Kota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan, pemerintah akan terus mengawasi mobilitas masyarakat baik dalam maupun luar negeri meskipun tren kasus mengalami penurunan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19, termasuk varian B1621 atau varian Mu.

“Walaupun saat ini cenderung normal dan beberapa sektor juga secara gradual dilakukan, pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian,” jelas Wiku saat konferensi pers, Kamis (2/9).

Ia menjelaskan, sejak 3 Agustus lalu, varian B1621 yang pertama kali ditemukan di Kolombia ini telah dimasukkan ke dalam kelompok variant of interest (VoI). Saat ini, penyebarannya sudah ditemukan di sejumlah negara di Amerika Selatan dan juga Eropa. “Status VOI diberikan pada varian yang sedang diamati untuk dapat diambil kesimpulan bahwa varian ini bersifat lebih infeksius daripada varian originalnya,” jelas dia.

Sebelumnya, WHO menyebut tengah memantau varian baru Covid-19 yang dikenal sebagai varian Mu atau diidentifikasi sebagai B1621. Varian ini memiliki konstelasi mutasi yang menunjukan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan.

Varian Mu ini juga mirip dengan varian beta yang menunjukan pengurangan kapasitas netralisasi serum penyembuhan dan vaksin. Sebelum Mu, diketahui terdapat empat varian Covid-19 yakni beta, alpha, gamma, dan delta. WHO mengungkap, varian alpha telah tersebar ke 193 negara, beta ditemukan di 141 negara, gamma ditemukan di 91 negara, dan delta di 170 negara.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement