Jumat 03 Sep 2021 20:44 WIB

Hutama Karya Kejar Penyelesaian Open Access Pertamina RU VII

Cakupan pekerjaan porsi Hutama Karya meliputi seluruh fase EPC.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Hutama Karya. PT Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan Open Access RU VII Kasim milik PT Pertamina (Persero).
Foto: Hutama Karya
Hutama Karya. PT Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan Open Access RU VII Kasim milik PT Pertamina (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan Proyek Joint Operation (JO) Engineering, Procurement and Construction (EPC) Pembangunan Open Access RU VII Kasim milik PT Pertamina (Persero) dengan nilai kontrak Rp 684 miliar. Open Access tersebut berlokadi di Pertamina Refinery Unit VII Kasim, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat. 

"Perusahaan optimis pengerjaan proyek yang dimulai sejak 22 Januari 2021 dapat selesai tepat mutu dan waktu sesuai dengan spesifikasi dan target yang direncanakan yakni pada akhir 2022," kata Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (3/9).

Baca Juga

Ferry menjelaskan, di dalam proyek tersebut, cakupan pekerjaan porsi Hutama Karya meliputi seluruh fase EPC. Khususnya pada empat buah tangki berkapasitas masing-masing 110 Mega Barel (MB), dermaga/jetty berkapasitas 50.000 Dead Weight Ton (DWT), beserta fasilitas pendukungnya dan perpipaan.

Dia mengungkapkan, dalam pembangunannya terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. "Tantangan utama yang kita hadapi adalah terpencilnya lokasi proyek yang menyulitkan pendatangan material, alat, dan 500 tenaga kerja," ungkap Ferry. 

Meskipun begity, Ferry mengatakan saat ini Hutama Karya sudah menggunakan dermaga terdekat dari lokasi pekerjaan. Dengan begitu, pendatangan material dan alat menjadi lebih mudah. 

Dia menjelaskan, pengerjaan pembangunan open access tidak hanya sekadar untuk berfokus pada pembangunan internal saja. "Hutama Karya juga telah membantu warga di sekitar dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)," kata Ferry. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement