REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kabupaten Tasikmalaya harus kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 hingga 13 September. Padahal, pada periode sebelumnya PPKM di Kabupaten Tasikmalaya berada di Level 2.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Atang Sumardi mengatakan, naiknya level PPKM diakibatkan kurangnya pelacakan (tracing) kontak erat dari setiap kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, rata-rata tracing dari satu kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya hanya dilakukan kepada lima hingga enam orang.
"Kan seharusnya ketika ada satu orang positif, harus dilakukan tracing kepada minimal 15 orang," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (7/9). Ia menyebutkan, penambahan kasus Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya tak terlalu tinggi. Positivity rate juga berada di angka 19 persen.
"Faktor utama ini tracing kontak erat. Karena kita tracing rendah, jadi level 3," ujar Atang.
Menurut dia, kurangnya tracing itu disebabkan terbatasnya tenaga kesehatan (nakes) yang ada di puskesmas. Apalagi, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya sedang giat melaksanakan program vaksinasi. Alhasil, nakes yang ada hampir seluruhnya dikerahkan untuk melaksanakan program itu.
"Jadi untuk tracing ini agak terlupakan. Kita akan dorong lagi," kata dia.
Atang mengatakan, pihaknya akan kembali menggencarkan kembali tracing kepada kontak erat setiap kasus positif Covid-19. Ihwal keterbatasan nakes, pihaknya juga akan berusaha melakukan rekrutmen relawan kesehatan. Namun, rekrutmen relawan akan disesuaikan dengan anggaran.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya per 7 September, total kasus positif Covid-19 di daerah itu berjumlah 6.198 kasus. Sebanyak 47 orang masih menjalani isolasi, 6.570 orang sembuh, dan 325 orang meninggal dunia.
Sementara capaian vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Tasikmalaya baru mencapai 13,40 persen atau 198.477 orang dari total sasaran 1.481.602 orang. Untuk vaksinasi dosis kedua, baru dilakukan kepada 5,56 persen atau 82.316 orang.