REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United mungkin telah mendatangkan seorang pemain terbaik sepanjang masa, Crisitiano Ronaldo. Iblis Merah membawa kembali pemain internasional Portugal itu pada bursa transfer musim panas dari Juventus.
Dikutip dari Mirror, Rabu (8/9), tidak diragukan lagi, Liga Primer Inggris mendapatkan keuntungan dari kedatangan Ronaldo, yang 12 tahun lalu meninggalkan Old Trafford. Kembalinya CR7 pun disebut seperti dongeng, dan para penggemar antusias menyambut peraih lima kali Ballon d'Or tersebut.
Bahkan, dalam penjualan jersey, Ronaldo telah memecahkan rekor klub hanya dalam beberapa jam saja. Tapi dari sisi taktik, Ole Gunnar Solskjaer mungkin akan memiliki banyak masalah dari yang ia duga. Walaupun Ronaldo merupakan striker yang diinginkannya.
Musim lalu, pemain brusia 36 tahun itu mencetak 29 gol dalam 33 pertandingan Serie A. Namun Juventus finis di posisi keempat di liga. Salah satu faktornya disebut karena kenaifan pelatih Andrea Pirlo, yang menggunakan satu striker.
Di sisi lain, Manchester City tak masalah tanpa striker murni. Sergio Aguero baru saja meninggalkan City pada musim panas tahun ini. Tapi performa terbaiknya tidak terjadi di bawah asuhan Pep Guardiola, dimana produktifitasnya kian berkurang, terlepas dari rekor golnya yang mengesankan.
Sebagai gantinya, pelatih asal Katalunya itu menggunakan sejumlah pemain sebagai No. 9, mulai dari Gabriel Jesus, Raheem Sterling, Kevin de Bruyne, hingga Ilkay Guendogan. Di bawah manajamen Guardiola, City memang tidak pernah benar-benar membutuhkan striker.
Sementara United dinilai membutuhkan striker tengah. Walaupun bisa saja beroperasi mirip dengan sistem yang dimiliki City. Marcus Rashford, Mason Greenwood, dan Anthony Martial merupakan striker yang masih muda untuk berkembang. Mereka bahkan cukup mumpuni untuk jadi pemain utama MU.
Namun hadirnya Ronaldo ke dalam barisan depan yang diisi pemain muda, bisa mengganggu keseimbangan tersebut. Kualitas pemain berusia 36 tahun itu memang tidak perlu diragukan. Tapi ia bukan satu-satunya pemain cepat di Old Trafford. Sebaliknya, ia lebih pas menjadi seorang pendobrak di kotak penalti dan mencetak gol.
Sebuah sistem yang dioperasikan Juventus, tapi justru dinilai banyak merugikan mereka musim lalu. Ronaldo sudah tidak bisa diharapkan untuk jangka panjang, dibandingkan dengan Anthony Martial untuk United.