REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan kinerja sektor treasury perseroan mendominasi di pasar forex. Tercatat pada Juni 2021, pertumbuhan fee and other operating income sebesar 18,9 persen (yoy).
Senior Executive Vice President Treasury & Global Services BRI Achmad Royadi mengatakan pencapaian tersebut salah satunya dikontribusikan oleh pendapatan transaksi treasury yang tumbuh 102,95 persen (yoy) dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 2,61 triliun. Pertumbuhan tersebut berasal dari peningkatan pendapatan dari penjualan surat berharga (capital gain) sebesar 66,6 persen dan pendapatan spot and derivatif sebesar 271,4 persen.
“Demand atas surat berharga masih akan tinggi karena real yield yang ditawarkan cukup atraktif serta didukung oleh likuiditas market yang cukup ample dan pertumbuhan pinjaman industri yang belum optimal,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Jumat (10/9).
Menurutnya perseroan melakukan diversifikasi instrumen dalam berinvestasi surat berharga serta mengoptimalkan capital gain. Perseroan juga mengukur dan menjaga sensitivitas portofolio terhadap pergerakan pasar khususnya dengan adanya isu tapering off oleh The Fed.
Dari sisi forex, peningkatan keuntungan spot & derivatif dapat dicapai melalui peningkatan volume transaksi baik segmen korporasi maupun ritel serta variasi produk yang ditawarkan, baik plain vanilla product ataupun structured product.
“Tentunya semua hal yang kami upayakan di sisi surat berharga dan forex tersebut bersamaan dengan perluasan basis nasabah ritel, korporasi, dan lembaga keuangan yang kami lakukan”, ucapnya.