Jumat 10 Sep 2021 09:20 WIB

Industri K-Pop Terdampak Pengetatan Aturan di China

Korea Selatan telah memperluas pasar musik K-pop ke luar pasar China.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Jimin, personel BTS. Penggemar di China mengumpulkan dana untuk memajang foto Jimin di pesawat Jeju Air. Akibat itu, akun Weibo basis penggemar Jimin pun ditangguhkan selama 60 hari.
Foto:

Menurut Layanan Bea Cukai Korea, China adalah pasar terbesar kedua setelah Jepang untuk penjualan album Korea Selatan dari 2017 hingga 2019. Tahun lalu, China turun ke posisi ketiga di belakang Amerika Serikat.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa ekspor album Korea Selatan senilai 123 juta dolar AS (sekitar Rp1,7 triliun) dari Januari hingga November 2020. dengan China menyumbang 16 juta dolar AS (sekitar Rp 228 miliar).

"Penjualan album K-pop telah meningkat tajam di Amerika Serikat dan Eropa akhir-akhir ini, menandai pergeseran dari Asia dalam hal proporsi penjualan," kata analis senior di pelacak musik lokal Gaon, Kim Jin-woo.

Penggemar China diketahui melakukan pembelian grup album K-pop, sebuah praktik yang dapat dibatasi oleh larangan pengeluaran irasional. Selain itu, platform musik terbesar di China, QQ Music, baru-baru ini melarang pembelian berulang untuk album atau single digital yang sama.

Pembelian individu masih diperbolehkan. Demikian juga dengan konsumsi musik di area selain penjualan album, seperti konser atau penampilan di TV dan iklan China.

"Dalam jangka pendek, (peraturan China) dapat mengurangi ekspor album K-pop sebesar satu sampai dua juta unit, tetapi efeknya akan terbatas karena penjualan album fisik diperkirakan akan mencapai 50 juta unit secara global tahun ini," ujar Kim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement