REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau mendorong pendirian "homestay" di kampung-kampung wisata dan pulau-pulau penyangga. Hal itu sebagai upaya menambah daya tarik pariwisata sekaligus meningkatkan perekenomian masyarakat setempat.
"'Homestay' merupakan bagian dari amenitas yang penting, terutama di pulau-pulau dan kampung wisata," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata di Batam, Selasa (14/9).
Pihaknya beberapa kali menggelar pelatihan pengelolaan "homestay" (rumah penginapan) untuk warga yang tinggal di sekitar kampung wisata dan pulau-pulau penyangga yang berpotensi wisata. Ia mengatakan, untuk meningkatkan pariwisata terdapat tiga aspek yaitu aksesbilitas, atraksi, dan amenitas.
Umumnya, aksesbilitas ke destinasi wisata di Batam relatif baik, seiring dengan semangat pemerintah setempat untuk membangun insfrastruktur. Kemudian, dengan keindahan alam dan kekayaan budaya, destinasi Batam juga sudah memiliki atraksi. Namun, amenitas yang masih relatif kurang, terutama di kampung wisata dan pulau-pulau penyangga seperti Pulau Ngenang dan Pulau Belakangpadang.
"Padahal potensinya ada. Dan ini bisa memberdayakan masyarakat setempat," kata Ardi.
Dengan adanya "homestay", maka ekonomi masyarakat dapat berputar lebih cepat. Tidak hanya dari menyewakan tempat menginap, namun juga pengembangan UMKM.
"Pelancong butuh makan, minum, dan cinderamata. Ini bisa disiapkan oleh warga," kata Ardi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad juga menilai keberadaan "homestay" di destinasi wisata, terutama di pulau penyangga, penting. Ia turut mendorong pendirian "homestay" di Pulau Ngenang.
"Suasana kehidupan masih natural dan alami, gotong royong masyarakat sangat mendukung untuk pariwisata dan di Ngenang ada beberapa aktivitas dan atraksi untuk dijual kepada wisatawan," kata dia.
Terlebih, banyak wisman yang menyukai berlibur dengan konsep kembali ke alam. Dan itu lebih cocok dengan menginap di "homestay".