REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara tunggal putri tenis US Open Emma Raducanu ingin meningkatkan kemampuannya dan berencana untuk melanjutkan turnamen tahun ini setelah kesuksesannya yang menakjubkan di Flushing Meadows, New York. Remaja Inggris berusia 18 tahun itu menjadi petenis kualifikasi pertama dalam sejarah yang memenangi Grand Slam ketika dia mengalahkan petenis Kanada berusia 19 tahun Leylah Fernandez 6-4, 6-3 di Arthur Ashe, pekan lalu.
Raducanu menjadi juara Grand Slam pertama Inggris di sektor tunggal putri sejak Virginia Wade pada 1977. Ia tidak kehilangan satu set pun selama perjalanannya meraih gelar tersebut di New York.
Petenis peringkat 23 dunia yang baru meraih ketenaran di Wimbledon awal tahun ini, mencapai putaran keempat di Grand Slam pertamanya, berniat untuk beristirahat sejenak setelah dua bulan yang intens.
"Saya memiliki beberapa hari istirahat dan pemulihan yang saya pikir diperlukan setelah tujuh pekan terakhir," kata Raducanu, dikutip dari AFP, Rabu (15/9).
"Namun kemudian saya langsung kembali berlatih dan haus untuk menjadi lebih baik dan kembali bermain di beberapa turnamen lagi."
Raducanu kemungkinan menerima wild card turnamen bergengsi WTA Tour, Indian Wells, di California bulan depan.
Kemenangannya yang menakjubkan di New York telah membawa ketenaran.Dia mendapat pujian dari Ratu Elizabeth II, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan muncul di acara bertabur bintang papan atas dunia, Met Gala, New York, Selasa (14/9).