REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Para petani di Kabupaten Cirebon diimbau untuk mempercepat pelaksanaan musim tanam rendeng (penghujan) 2021/2022. Apalagi, musim hujan tahun ini di Kabupaten Cirebon diprakirakan tiba lebih awal.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Herman Hidayat, mengatakan, petani di wilayah-wilayah yang sudah memiliki ketersediaan air yang cukup, diminta untuk segera memulai tanam. Hal itu untuk menghindari banjir saat puncak musim hujan, mengingat Kabupaten Cirebon merupakan wilayah hilir.
‘’Kalau airnya sudah tersedia, langsung lakukan persemaian,’’ kata Herman, Kamis (16/9).
Menurut Herman, pesan mengenai gerakan percepatan tanam itupun sudah disampaikannya kepada para penyuluh pertanian di lapangan. Mereka diminta agar meneruskan pesan tersebut kepada para petani di wilayah kerjanya masing-masing.
Adapun target tanam padi pada musim rendeng 2021/2022 di Kabupaten Cirebon mencapai kurang lebih 46 ribu hektare.
Hal senada diungkapkan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar. Dia menyatakan, bagi petani yang wilayahnya sudah tersedia air yang cukup, maka sebaiknya melakukan percepatan tanam.
Tasrip mengakui, saat ini, banyak petani di berbagai daerah yang berinisiatif melakukan tanam IP 300 (tanam yang ketiga kalinya dalam satu tahun). Mereka baru saja selesai panen pada Agustus dan memutuskan untuk kembali melakukan tanam pada September ini.
‘’Itu menyebar merata di berbagai daerah. Petani melihat persediaan airnya ada, sehingga mereka berinisiatif untuk memulai tanam kembali,’’ kata Tasrip.
Tasrip mengatakan, umur tanaman padi pada penanaman IP 300 itu bervariasi. Ada yang berumur satu sampai sepuluh hari, dan adapula yang baru persemaian bahkan baru akan memulai persemaian.
Tasrip mengakui, pada 1 – 30 Oktober 2021 akan dilakukan pengeringan saluran irigasi dari Bendung Rentang, yang airnya bersumber dari Waduk Jatigede. Meski demikian, dia menilai hal itu tidak akan mengganggu percepatan tanam karena petani bisa menyedot air menggunakan mesin pompa dari embung-embung yang ada.
"Apalagi kalau hujannya ada, lebih bagus lagi. Dan 1 November kan air sudah dialirkan lagi dari Waduk Jatigede,’’ kata Tasrip.