REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Kesehatan Israel mengeklaim, vaksin dosis ketiga Covid-19 meningkatkan perlindungan imunitas sepuluh kali lipat terhadap infeksi, pada Kamis (16/9). Kementerian itu menyatakan bahwa sebuah studi baru Israel, yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, menguji efektivitas dosis ketiga di kalangan usia 60 tahun ke atas yang menerima vaksin ketiga pada Agustus.
Perlindungan sepuluh kali lipat itu dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima dua dosis pada setidaknya lima bulan lalu. Studi dilakukan oleh tim peneliti multidisplin Kementerian Kesehatan Israel, yakni Weizmann Institute of Science, Hebrew University of Jerusalem, Technion, Pusat Medis Sheba, dan Lembaga Peneliti KI.
"Data milik Israel mengindikasikan efikasi yang tinggi dari vaksin ketiga Pfizer dalam mencegah infeksi dan penyakit parah Covid-19," demikian kementerian dalam pernyataan resminya.
Israel mulai memvaksin populasi mereka dengan dosis ketiga pada 1 Agustus, saat varian Delta menyebar di Israel dan keampuhan dua dosis vaksin pertama memudar. Hingga kini hampir 3 juta orang Israel telah menerima vaksin ketiga.
Para peneliti menemukan bahwa 12 hari setelah menerima vaksin ketiga, tingkat infeksi lebih rendah sepuluh kali lipat lebih di kalangan penerima vaksin ketiga daripada mereka yang tidak menerima dosis penguat.
Ini menandakan bahwa jika peluang orang yang menerima vaksin kedua terinfeksi varian Delta sekitar 50 persen dibanding mereka yang tidak divaksin, maka dosis penguat menurunkan risiko hingga 5 persen atau meningkatkan imun pertahanan menjadi 95 persen, demikian kesimpulan para peneliti.