Jumat 17 Sep 2021 23:13 WIB

CSEAS Ajak Produsen Kelola Sampah Secara Bertanggung Jawab

CSEAS gelar diskusi pengelolaan sampah di Jawa Timur.

Peserta berfoto usai menggelar diskusi pengelolaan sampah berkelanjutan di Jawa Timur oleh Pusat Studi Asia Tenggara Indonesia (CSEAS) pada Kamis (9/9/2021).
Foto: Antara
Peserta berfoto usai menggelar diskusi pengelolaan sampah berkelanjutan di Jawa Timur oleh Pusat Studi Asia Tenggara Indonesia (CSEAS) pada Kamis (9/9/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Studi Asia Tenggara Indonesia (CSEAS) menyelenggarakan diskusi tentang pengelolaan sampah berkelanjutan di Jawa Timur. Kegiatan itu merupakan bagian dari program "Rethinking Plastics" yang mendapat dukungan dari sejumlah lembaga internasional, termasuk Uni Eropa, badan pengembangan Jerman GIZ, dan badan publik Expertise France​​​​​​​.

Diskusi itu digelar secara berkelompok terarah (FGD) di Kabupaten Malang dengan mengangkat tema "Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sampah Berkelanjutan", sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas di tingkat lokal. Program peningkatan kapasitas itu ditujukan untuk pengelolaan sampah secara berkelanjutan dan menargetkan tanggung jawab produsen secara luas terhadap kemasan plastik.

"Tujuan dari kegiatan FDG itu adalah untuk mendapatkan informasi tentang praktik baik dan kebijakan terkini terkait pengelolaan sampah dan mengetahui langkah-langkah yang telah dijalankan atau sedang dijalankan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Malang, serta menjalin kerja sama potensial dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan," kata Arisman, Direktur Proyek dari CSEAS.

Kegiatan itu juga dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki andil dalam upaya pengelolaan sampah berkelanjutan di daerah itu, termasuk perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Organisasi Pemulihan Kemasan Indonesia (IPRO), bank sampah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan daur ulang plastik, akademisi, dan tokoh masyarakat.

Acara yang digelar di tempat pemrosesan akhir (TPA) Tulungagung itu menghasilkan kesepakatan berupa komitmen dari semua pihak untuk memainkan peran dalam mengelola sampah. Selain gelaran FGD tersebut, CSEAS juga telah melakukan sejumlah program di bawah kerangka program pengelolaan sampah secara berkelanjutan, termasuk kegiatan aksi bersih-bersih di Desa Kendalpayak di Kabupaten Malang.

“Perlu komitmen semua pemangku kepentingan untuk menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” kata Arisman, Direktur Proyek dari CSEAS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement