REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di setiap komunitas atau masyarakat, tentunya ada berbagai cara untuk mengukur dan menilai satu sama lain. Kita umumnya menilai seseorang dengan mengukur berapa banyak uang yang dihasilkan, kekayaan berupa mobil, rumah, tabungan dan aset, dan sebagainya.
Ukuran lain yang kerap menjadi penilaian ialah penampilan fisik dan karakteristik etnis, seperti tinggi badan, berat badan, usia, asal muasal, bahasa, warna kulit, atau budaya. Namun, manusia tentunya memiliki sedikit kendali dan tidak bisa memilih di mana tempat kelahiran mereka, warna kulit, atau kekayaan mereka.
Karena itu, Hazem Said dalam artikelnya yang dimuat di laman About Islam, dilansir Selasa (21/9), menyebutkan tidaklah adil atau bijaksana menilai seseorang berdasarkan karakteristik yang tidak dapat mereka pilih atau kuasai. Lantas, atas dasar apa kita seharusnya menilai satu sama lain dan diri kita sendiri?
Hazem Said telah aktif di komunitas Muslim di Amerika selama lebih dari 10 tahun dan memegang banyak posisi kepemimpinan yang berbeda. Dalam artikelnya itu, Said mengatakan manusia sejatinya memiliki kendali atas keputusan yang mereka buat.
Pilihan dan keputusan itu adalah standar yang jauh lebih baik untuk menilai kemajuan dan pencapaian dalam hidup. Menurut Said, seseorang mengendalikan sendiri apa yang ia yakini, apa yang ia terima dan ia tolak.