REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung akan melakukan pengawasan harga komoditas untuk menindaklanjuti adanya fluktuasi harga sejumlah bahan pangan di pasaran.
"Kita akan turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan mengenai dampak dari adanya kenaikan ataupun penurunan harga sejumlah komoditi di pasaran," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, di Bandarlampung, Selasa (21/9).
Ia menjelaskan, saat ini secara nasional terjadi kenaikan harga pada bahan pangan seperti minyak goreng. Sedangkan di sisi lain terjadi penurunan harga telur ayam.
"Harga minyak goreng dalam negeri naik karena karena dampak dari kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO), sedangkan untuk penurunan harga telur di pasaran terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan produksi, serta kenaikan harga pakan jagung," kata Elvira.
Untuk itu, lanjut dia, opsi pelaksanaan operasi pasar dipilih untuk menjaga stabilitas harga di pasaran, setelah sebelumnya dilakukan pengawasan lapangan. "Alternatif setelah pengawasan di lapangan dan pemetaan dampak atas penurunan maka akan di lakukan operasi pasar," ucapya.
Dia melanjutkan, melalui mekanisme operasi pasar maka rantai pasok akan diminimalkan sehingga konsumen akan mendapatkan harga lebih murah. "Kita tidak bisa intervensi untuk biaya produksi ataupun penambahan pasokan lebih banyak. Namun, kita akan coba bantu melalui operasi pasar agar masyarakat pun bisa mendapatkan produk dengan harga murah," kata dia.
Berdasarkan data sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan untuk harga minyak goreng kemasan di Lampung mengalami kenaikan menjadi Rp 14.100 per kemasan, dari sebelumnya Rp 13.900 per kemasan. Sedangkan untuk harga telur ayam ras turun dari Rp 20.100 per kilogram menjadi Rp 19.800 per kilogram.