Rabu 22 Sep 2021 15:06 WIB

INDEF: Pandemi Percepat Digitalisasi Industri

Pandemi yang cukup lama telah mengubah perilaku hidup masyarakat

Senior Economist INDEF Aviliani (kanan).
Foto: .
Senior Economist INDEF Aviliani (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan terhadap kondisi ekonomi dunia. Senior Economist INDEF Aviliani menyebutkan tujuh tantangan yang muncul akibat pandemi Covid-19, diiringi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan para pelaku ekonomi dan pengambil kebijakan untuk berinovasi demi memperbaiki ekonomi.

Di antara ketujuh tantangan itu adalah ekonomi global yang semakin penuh ketidakpastian dengan fase krisis yang semakin pendek. "Namun, hal ini menimbulkan peluang bagi pelaku ekonomi untuk bisa bertahan dan berkembang bila selalu menjalankan strategi yang inovatif dan kreatif, karena tidak akan ada sesuatu yang stabil," ujar Aviliani.

Tantangan berikutnya, Aviliani melanjutkan dalam paparannya di gelaran Lintasarta Cloudeka Conference: ICT & Business Outlook 2022, sejumlah sektor industri yang akan tumbuh dan mengarah pada digitalisasi. Hal ini memunculkan peluang bagi beberapa sektor industri yang perlu menjaga keberlangsungan bisnis dengan meningkatkan pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT). Jika tidak, sektor industri akan dilibas oleh perusahaan lain yang lebih inovatif.

Kemudian pertumbuhan ekonomi dinilai masih akan rendah. Namun, masih ada sektor-sektor yang mempunyai prospek cukup baik sehingga ini bisa menjadi sasaran perusahaan ICT, seperti sektor keuangan yang saat ini sedang berbenah diri untuk memperbesar produk digital, dan perusahaan lain yang berlomba-lomba memanfaatkan peran teknologi. Pandemi mempercepat peralihan sektor industri ke penggunaan teknologi.

"Pandemi yang cukup lama telah mengubah perilaku hidup masyarakat dalam bertransaksi dan berinvestasi. Hal ini memberi peluang perilaku masyarakat beralih ke arah digital akan semakin besar, sehingga perusahaan akan mengikuti kebutuhan pasar," kata Aviliani.

Hampir seluruh negara terdampak pandemi. Namun President Director Lintasarta Arya Damar melihat pada 2022 terdapat secercah harapan, seiring dilakukannya vaksinasi secara masif, diikuti perbaikan kebijakan ekonomi di sejumlah negara. "Pandemi tidak hanya sekadar memporak-porandakan seluruh lini, tetapi juga menjadi pembelajaran di mana hal ini dapat mendorong penggunaan teknologi lebih cepat lagi," ujarnya.

Pada dasarnya, teknologi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi. Pandemi Covid-19 juga membuat para pekerja menjadi terbiasa bekerja secara mobile di luar kantor. Sebagian orang tetap akan bekerja secara hibrid, bekerja dirumah dan di kantor. 

Menurut Arya, digitalisasi tidak hanya dinikmati oleh masyarakat, tetapi juga oleh perusahaan. Korporasi yang menerapkan digitalisasi mengalami peningkatan penjualan 21 persen lebih tinggi daripada perusahaan konvensional. "Bahkan, keuntungan perusahaan melonjak 16 persen lebih tinggi dari perusahaan yang tidak menerapkan digitalisasi," ungkap dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement