REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus melakukan vaksinasi massal untuk mencapai target kekebalan kelompok (herd immunity) pada akhir Desember 2021. Sentra vaksinasi di Pendopo Garut yang sebelumnya sudah resmi ditutup pada Selasa (21/9), akan kembali dibuka pada Kamis (23/9).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, layanan sentra vaksinasi yang diselenggarakan oleh BPBD Provinsi Jawa Barat (Jabar) sejatinya sudah berakhir. Namun, untuk mempercepat vaksinasi, layanan sentra vaksinasi akan tetap dibuka untuk masyarakat.
"Tapi pengelolaanya berbeda. Kalau kemarin oleh BPBD provinsi, tapi sekarang oleh Satgas Kabupaten Garut. Suplai vaksin juga disediakan dari provinsi, kemudian disalurkan ke dinkes," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/9).
Leli mengatakan, layanan sentra vaksinasi tetap dibuka agar suplai vaksin dari pemerintah pusat tetap berjalan lancar. Menurut dia, pemerintah pusat biasanya akan mendahulukan suplai vaksin ke daerah yang memiliki sentra vaksinasi.
Ia menyebutkan, sentra vaksinasi di Pendopo Garut direncanakan akan terus beroperasi hingga Desember. Namun, apabila target herd immunity belum tercapai pada Desember, lanyanan sentra vaksinasi akan dilanjutkan hingga 2022.
"Kuota yang kita sediakan di sana sehari bisa mencapai 2.500 dosis. Kita juga disuplai provinsi per minggu minimal 15 ribu dosis untuk sentra vaksinasi," kata dia.
Leli menilai, pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Garut saat ini sudah berjalan cukup baik. Hanya saja, ketersediaan vaksin yang ada belum sebanding dengan animo masyarakat.
Menurut dia, meski saat ini distribusi vaksin sudah relatif lancar, ketersediaannya belum memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. "Karena animo masyarakat sekarang sangat tinggi. Di beberapa tempat pelaksanaan vaksinasi, antara jatah dan masyarakat yang datang, lebih banyak yang datang. Jadi banyak yang belum bisa kita vaksin," kata dia.
Animo masyarakat yang tinggi juga terjadi di kelompok remaja. Karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut akan lebih menggencarkan vaksinasi ke sekolah-sekolah. "Tinggal tunggu vaksinnya. Kalau tersedia banyak, kita lebih gampang lagi melaksanakannya untuk anak sekolah," ujar Leli.
Menurut dia, sejauh ini kendala justru terjadi dalam pelaksanaan kepada kelompok lansia. Hal itu bukan disebabkan adanya penolakan, melainkan karena banyak lansia yang memiliki komplikasi penyakit, seperti hipertensi, diabetes, atau jantung. Alhasil, pelaksanaan vaksinasi kepada mereka harus tertunda.
"Memang masih ada satu dua yang menolak, tapi sudah minim. Akhirnya juga yang awalnya menolak, mau juga. Karena juga sekarang vaksinasi jadi syarat berbagai kegiatan," kata dia.
Sebelumnya, Bupati Garut, Rudy Gunawan mengungkapkan, saat ini daerahnya masih membutuhkan sebanyak 3,4 juta dosis vaksin. Sebab, saat ini Pemkab Garut baru menerima 600 ribu dosis vaksin.
"Asumsi ini berdasarkan jumlah warga Garut 2,7 juta jiwa dan wajib vaksin dua juta dikalikan dua yaitu empat juta vaksin. Saya sudah sampaikan melalui zoom ke Bapak Presiden, vaksinator di Kabupaten Garut dalam keadaan menganggur, kita ingin Jawa Barat ini herd immunity cepat, ekonomi pulih, anak-anak bisa belajar tatap muka tanpa ada hambatan," kata dia, Selasa.
Berdasarkan data per 21 September, vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Garut baru dilakukan kepada 439.346 orang. Sementara vaksinasi dosis kedua baru dilakukan kepada 189.480 orang. Sementara sasaran total masyarakat yang harus divaksin di Kabupaten Garut berjumlah 1.977.713 orang.