jatimnow.com - Ingin untung tapi tidak tahu diuntung, Eka Bayu Setiawan, pria 33 tahun asal Ngajum, Malang, justru menggelapkan motor milik Rara, janda cantik yang sudah menolongnya.
Bayu adalah pekerja serabutan yang sehari-hari tinggal di sebuah indekos di Karah, Surabaya. Sudah empat tahunan dia menjadi perantau.
Ceritanya sekitar dua bulan lalu. Ia kenal dengan Rara (44), janda yang mempesona. Pertemuan pertama membuat Bayu tak bisa tidur. Esok harinya, ia memberanikan diri menghampiri Rara, yang saat itu usai senam di Jalan Lapangan Karah.
Bayu meminta nomor WhatsApp (WA) Rara. Gayung bersambut, diam-diam Rara juga menantikan hal itu. Keduanya kemudian intens berkomunikasi hingga lanjut pacaran.
Bak cinta pertama, keduanya setiap hari selalu bersama. Saat Rara kerja dan senam, Bayu lah yang selalu mengantar dan menjemput. Bahkan, Rara rela menanggung biaya hidup Bayu selama di Surabaya. Mulai makan hingga bayar kos-kosan.
Bayu tidak diizinkan bekerja oleh Rara. Hanya antar jemput kerja dan senam. Selebihnya Rara meminta Bayu mengantar anaknya ke sekolah. Mendapat perlakuan begitu, Bayu pun senang bukan main.
Tapi, dibalik itu semua, Bayu menyimpan siasat jahat. Ia hanya ingin menguras uang dan berencana membawa kabur motor Rara.
Aksi membawa kabur motor pun akhirnya dilakukan oleh Bayu. Rara yang merasa ditipu, kemudian melapor ke polisi. Hingga Bayu dapat diamankan.
"Tersangka ini kami amankan di sebuah warung di daerah Ketintang. Dia membawa kabur motor korban, saat korban sedang senam. Tersangka saat itu alasan mau keluar sebentar beli pulsa. Tapi ditunggu korban tidak kunjung balik," terang Kanitreskrim Polsek Jambangan, Iptu Hadi Ismanto, Jumat (24/9/2021).
"Saat ini tersangka sudah kami tahan, untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. Ngakunya baru sekali. Namun masih akan kami dalami lagi," tambahnya.
Kini, nasi sudah menjadi bubur. Kendati Bayu sudah ditangkap dan motor Honda Beat miliknya sudah balik, namun Rara masih menyesal karena telah ditipu.
"Kata korban kalau untuk uang yang sudah dikeluarkan ke tersangka itu sampai jutaan. Karena biaya hidup di Surabaya, korban yang nanggung semuanya," tandas Hadi.