REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali melakukan vaksinasi dengan sasaran 7.500 orang pelaku industri pariwisata dan masyarakat di Pusdikkav Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (27/9). Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufik, vaksinasi tahap kedua itu dirangkaikan dengan Hari Pariwisata Dunia.
Dedi mengatakan, penyelenggaraan vaksinasi tersebut digelar sejak Jumat (24/9) hingga Selasa (28/9). Hari Pariwisata Dunia sendiri diperingati pada Senin (27/9).
Di sela vaksinasi, kata dia, panitia penyelenggara menyediakan hiburan kesenian. Ada pula penyanyi yang berkeliling menggunakan mobil Bandros. Semua pengisi acara sudah melalui proses tes Covid-19 dan menjalankan protokol kesehatan.
"Target jangkauan vaksinasi tahap dua ini sebanyak 7.500 orang. Pihak kementerian menyelenggarakan vaksinasi ini berkolaborasi bersama Disparbud Jabar, Pemkab KBB dan Pusdikkav, serta pihak lain," ujar Dedi, Senin (27/9).
Dedi pun mengapresiasi tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Hal tersebut, merupakan langkah yang positif dalam upaya percepatan vaksinasi.
"Antusiasmenya sangat luar biasa. Hari pertama 1.500 orang, hari ke dua 1.500 orang, kemarin 2.018, sekarang 1.500 orang. Targetnya pasti tercapai," katanya.
Menurut Dedi, vaksinasi ini memang dirangkaikan dalam sebuah acara, yang intinya ingin mengangkat dan mengajak seluruh kalangan untuk berperan serta, termasuk para pelaku industri pariwisata di Jawa Barat yang mencapai 96.545.
"Sejauh ini yang sudah divaksin mencapai 28.000-an. Kemudian selain pelaku industri pariwisata juga para seniman budayawan dan masyarakat umum untuk melakukan vaksinasi," katanya.
Menurutnya, vaksinasi bertujuan untuk membentuk kekebalan komunal (herd immunity) sangat penting. Apalagi Jawa Barat kini sudah lepas dari zona merah menjadi zona oranye menuju zona kuning. Kemudian wilayah kabupaten/kota yang kini berstatus level tiga terdapat 17 kabupaten/kota dan 10 kabupaten di level dua.
"Mudah-mudahan ke depan pariwisata segera bangkit. Herd immunity itu penting, sehingga kita menyiapkan pranata di lapangan, salah satunya early warning melalui rapid antigen di tempat wisata untuk awal kita melakukan 3T (testing, tracing, treatment)," papar Dedi.
Selain itu, kata Dedi, pihaknya melakukan pendekatan dengan aplikasi PeduliLindungi. Di beberapa daerah Jawa Barat kriteria PPKM level tiga dan dua, sudah dilakukan uji coba penerapan aplikasi tersebut.
"Ini merupakan langkah bagus kesiapan kita di dunia pariwisata, selain aplikasi kita ke depankan juga persyaratannya adalah vaksin (sertifikat vaksin), juga melalui aplikasi PeduliLindungi dan early warning-nya rapid antigen. Itu langkah untuk reborn tourism di Jawa Barat," paparnya.