Rabu 29 Sep 2021 02:20 WIB

PBB Tegur Keras Iran karena Halangi Pengawasan Nuklir   

Amerika Serikat mendesak Iran buka akses nuklir.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Amerika Serikat mendesak Iran buka akses nuklir. Ilustrasi rekator nuklir di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Amerika Serikat mendesak Iran buka akses nuklir. Ilustrasi rekator nuklir di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH— Iran menghadapi teguran keras dari pengawas nuklir PBB karena memblokir akses inspeksi ke bengkel yang membuat peralatan untuk pengayaan uranium.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan telah ditolak untuk memeriksa kompleks TESA Karaj yang memang dibutuhkan. 

Baca Juga

Adapun Iran mengklaim bahwa situs itu tidak tercakup dalam perjanjian untuk diawasi dan melayani kamera pemantau.

Kompleks tersebut membuat komponen untuk sentrifugal, dan terkena serangan sabotase pada bulan Juni di mana salah satu dari empat kamera IAEA di sana hancur. Iran menghapusnya dan rekaman kamera yang dihancurkan hilang. 

DIlansir dari Arab News, Selasa (28/9), Amerika Serikat mengatakan Iran harus mengizinkan akses langsung ke situs itu atau menghadapi pembalasan diplomatik oleh dewan gubernur badan itu dalam beberapa hari.  

“Kami meminta Iran untuk memberikan IAEA akses yang dibutuhkan tanpa penundaan lebih lanjut,” kata Louis Bono, perwakilan Amerika Serikat di badan tersebut.  

“Jika Iran gagal melakukannya, kami akan berkonsultasi dengan anggota dewan lainnya dalam beberapa hari mendatang tentang tanggapan yang tepat,” tambahnya. 

Resolusi IAEA yang mengkritik sikap Iran ini dan memperkecil kemungkinan untuk melanjutkan pembicaraan yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015. 

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, mengatakan Iran berusaha untuk mendominasi Timur Tengah di bawah "payung nuklir" dan mendesak upaya internasional untuk menghentikan kegiatan nuklirnya. 

"Program senjata nuklir Iran telah mencapai titik kritis, dan begitu pula toleransi kita. Kata-kata tidak menghentikan mesin sentrifugal untuk berputar,” kata Bennett kepada Majelis Umum PBB. 

“Program ini berada pada titik kritis. Semua garis merah telah dilewati, inspeksi diabaikan. Mereka lolos begitu saja. Tapi jika kita menaruh kepala kita untuk itu, jika kita serius untuk menghentikannya, jika kita menggunakan akal kita, kita bisa menang,” tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement