REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi tidak menyurutkan semangat mahasiswa dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Resource and Environmental Economics Student Association (REESA) IPB University. REESA merupakan satu dari sepuluh organisasi mahasiswa IPB University yang mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D).
Dalam program ini, Tim PHP2D REESA IPB University menggelar lokakarya “Circular Economy: Ketahanan Pangan dan Ekonomi Keluarga Melalui Pertanian Organik Ramah Lingkungan di Desa Cibanteng”, pertengahan September lalu. Kegiatan dilaksanakan di Kampung Kebon Kopi, Desa Cibanteng, Bogor.
Dari kegiatan ini terungkap bahwa ada tiga program yang akan dilakukan. Yakni green village, ketahanan pangan keluarga, serta ekonomi hijau. Program green village yang diterapkan adalah pengolahan sampah melalui ternak maggot serta memanfaatkan sampah kemasan plastik menjadi kerajinan.
“Sementara itu, program ketahanan pangan akan diwujudkan dengan penanaman tanaman sayur dan buah yang memanfaatkan lahan pekarangan. Dan program ekonomi hijau dilakukan dengan mengoptimalkan potensi komoditas jahe merah dan kopi di kampung tersebut,” ujar Ketua TIM PHP2D REESA IPB University, Aditya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Menurutnya, pemilihan Kampung Kebon Kopi sebagai lokasi program karena lahan pembuangan sampah di desa tersebut yang terbatas, pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan tidur yang kurang optimal.
“Kami ingin masyarakat dapat mengolah sampahnya dan memanfaatkan lahannya demi meningkatkan produktivitas maupun perekonomian masyarakat desa,” imbuhnya.
Aditya menambahkan, circular economy merupakan pemanfaatan limbah hasil rumah tangga untuk kegiatan ekonomi. Sederhananya, masyarakat mengonsumsi buah dan menyisakan kulit buah. Kulit tersebut kemudian diolah menjadi kompos dan digunakan sebagai media tanam sayuran. Dan hasil panennya dapat dikonsumsi oleh rumah tangga itu sendiri. Pola tersebut berlanjut dan membentuk circular economy.
Sementara itu, Dr Meti Ekayani, dosen IPB University yang membimbing tim ini menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini ada sistem mitra. Yakni mahasiswa menjadi jembatan bagi IPB University dan warga desa Cibanteng, sehingga harus saling melengkapi agar program dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Selain itu, Ketua Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan (ESL), Dr Ahyar Ismail menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat membantu desa untuk mencapai beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) desa.
Kepala Desa Cibanteng, Warso menyambut baik kegiatan ini. “Terima kasih atas peran serta pengabdian mahasiswa di Desa Cibanteng. Kami memberikan peluang sebesar-besarnya untuk menjalankan program di desa ini. Semoga ilmu yang diberikan mahasiswa dapat ditindaklanjuti dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat desa,” ungkap Warso.
Selain pemerintah desa, warga juga sangat antusias terhadap program ini. Beberapa di antaranya meminta untuk ikut berpartisipasi dalam penanaman di pekarangan rumah, pengelolaan sampah anorganik, serta merekomendasikan alat yang bisa digunakan untuk mengolah sampah plastik. Peresmian kegiatan ini ditandai dengan penyerahan bibit serta souvenir dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University.