Selasa 05 Oct 2021 03:53 WIB

Haji adalah Amanah

Haji Amanah Allah kepada Manusia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Haji Amanah Allah kepada Manusia. Foto: Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Haji Amanah Allah kepada Manusia. Foto: Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ibadah haji adalah amanah agung yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Amanah ini Allah wajibkan bagi orang-orang yang memiliki kemampuan dari segi materi dan fisik.

H Maulana La Eda, Lc mengatakan, hal ini sebagaimana dalam surah Ali Imran ayat 97 Allah SWT berfirman yang artinya: “Mengerjakan haji ke baitullah adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.” 

Baca Juga

“Bahkan ibadah haji sendiri merupakan ibadah yang menanamkan sifat amanah dan tanggung jawab,” kata H Maulana dalam tulisannya “Haji dan Amanah”.

Menurutnya, salah satu amanah penting adalah ketika kita diwajibkan menjaga kehormatan dua tanah suci (Makkah Madinah) dan bulan suci Dzulhijjah dengan cara menjauhi seluruh bentuk maksiat dan dosa serta fokus mendekatkan diri beribadah kepada Allah SWT. Jika seorang muslim sukses melewati berbagai amanah Allah dalam ibadah haji ini.

“Maka insya Allah ibadah hajinya akan mabrur, keimanannya bertambah, perangai dan akhlaknya pun akan berubah menjadi lebih baik,” katanya.

Itulah kata dia, di antara keutamaan menjaga amanah Allah Ta’ala dalam menjalankan ibadah dan amal saleh. Kedudukan amanah-amanah yang dibebankan kepada manusia tentunya tidak hanya berkaitan dengan ibadah haji, tetapi berkaitan juga dengan amalan lainnya, baik berupa ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah Ta’ala ataupun amanah muamalah yang berhubungan dengan sesama manusia.

“Oleh sebab itu diwajibkan bagi setiap muslim untuk menjalankan kedua jenis amanah ini dengan sebaik-baiknya dan diharamkan mengkhianatinya,” katanya.

Karena amanah merupakan perkara besar sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam Alquran surah Al-Ahzab ayat 72 yang artinya:

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak dapat melaksanakannya (karena berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”

Bahkan dalam surah Al-Anfal ayat 27, Allah secara tegas melarang sikap khianat terhadap amanah yang diembankan kepada setiap muslim. Allah berfirman yang artinya:

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan juga janganlah kamu mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui.”

Allah juga dalam surah An-Nisa ayat 58  berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat kepada pemiliknya.”

Orang yang mengemban amanat dengan sebaik-baiknya adalah orang yang menaati Allah dan RasulNya, serta tergolong mukmin yang keimanannya sempurna. Sebaliknya, mengkhianati amanah merupakan maksiat yang sangat besar bahkan Rasulullah SAW menjadikannya sebagai salah satu tanda orang-orang munafik.

Beliau bersabda: “Tanda orang munafik itu ada tiga yaitu; jika ia berbicara ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkarinya, dan jika ia diberi amanah ia mengkhianatinya.” (HR. Bukhari Muslim).

Dalam riwayat lain ada tambahan lafal: “Walaupun ia sholat, puasa, dan mengaku bahwa ia muslim.” Inilah di antara bahaya mengkhianati amanah, walaupun ia seorang yang taat kepada Allah dengan melaksanakan shalat atau puasa, tetapi selama ia mengkhianati amanah yang diembankan padanya, maka ia termasuk orang yang memiliki sifat kemunafikan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement