Ahad 10 Oct 2021 12:53 WIB

Pentingnya Hargai Proses Pengembangan Jiwa-Raga Diri

Pengembangan diri ini termasuk aspek kesehatan mental dan fisik.

Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada, Zahrah Nabila, M.Psi, Psikolog, mengatakan, penting bagi setiap individu untuk menghargai segala proses untuk mengembangkan dirinya, termasuk dalam aspek kesehatan mental dan fisiknya. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada, Zahrah Nabila, M.Psi, Psikolog, mengatakan, penting bagi setiap individu untuk menghargai segala proses untuk mengembangkan dirinya, termasuk dalam aspek kesehatan mental dan fisiknya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada, Zahrah Nabila, M.Psi, Psikolog, mengatakan, penting bagi setiap individu untuk menghargai segala proses untuk mengembangkan dirinya. Termasuk, dalam aspek kesehatan mental dan fisiknya.

"Proses untuk mengembangkan diri pun termasuk upaya dalam menyadari pentingnya kesehatan mental dalam diri sendiri," kata Zahrah, Ahad (10/10).

Baca Juga

"Menyadari sepenuhnya bahwa fisik dan mental adalah kesatuan yang utuh dalam diri, sehingga memperlakukan dengan adil dan penuh kasih, saat salah satunya mengalami masalah atau tak mampu lagi mengatasinya sendiri," imbuhnya.

Zahrah mengingatkan, meskipun kini teknologi sangat membantu terbukanya akses informasi, pengetahuan, dan kesadaran akan kesehatan mental, penting bagi tiap individu untuk tidak mendiagnosa diri sendiri dengan informasi umum yang tersedia di linimasa. "Yang perlu diperhatikan adalah dalam proses mengenali serta memahami apa yang sedang terjadi dalam diri, ada jebakan diagnosa diri karena seolah-olah sudah mampu memahami sendiri kondisi diri dari paparan informasi yang ada," kata Zahrah.

"Padahal, paparan informasi yang ada belum cukup untuk langsung menentukan diagnosis tertentu pada diri," ujarnya.

Ia melanjutkan, tetap ingatkan pada diri untuk bijak dalam mencerna informasi. "Ketahui dan izinkan bahwa ada tenaga profesional (psikolog/psikiater) yang punya kapabilitas dalam menentukan diagnosa," papar Zahrah.

"Selain itu, ingatkan pada diri untuk tidak bergantung pada diagnosa tertentu. Karena, satu diagnosa yang ada seperti akan terus menempel pada diri, dan nantinya jadi terasa memberatkan," tambah dia.

Ia juga tetap menyarankan mereka yang merasa ada hal yang "salah" atau perlu untuk ditanyakan, untuk dapat temui tenaga profesional agar bisa mendiskusikan temuan-temuan informasi yang ditemui dengan kondisi diri. "Izinkan diri untuk berproses bersama tenaga profesional, untuk kebaikan diri itu sendiri," ujar wanita yang berpraktik di Amazing Point of Balance itu.

Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada hari ini merupakan kesempatan untuk berbicara tentang kesehatan mental secara umum, bagaimana kita perlu menjaganya, dan betapa pentingnya membicarakan berbagai hal dan mendapatkan bantuan jika Anda sedang berjuang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi COVID-19 pun berdampak besar pada kesehatan mental masyarakat.

Beberapa kelompok, termasuk kesehatan dan pekerja garis depan lainnya, pelajar, orang yang tinggal sendiri, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya, sangat terpengaruh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement