REPUBLIKA.CO.ID, Mantan presiden Tunisia pada Minggu mengatakan bahwa negara itu sedang diperintah oleh musuh Musim Semi Arab dan semua pendukung kediktatoran di dunia. Moncef Marzouki mengeluarkan pernyataan di halaman Facebook-nya setelah ribuan warga Tunisia berdemonstrasi di ibu kota Tunis pada Minggu menentang perebutan kekuasaan oleh presiden negara itu saat ini, Kais Saied.
Menuduh Saied memecah belah rakyat Tunisia, Marzouki mengatakan, Presiden mengabaikan kedaulatan nasional yang telah mereka pertahankan seumur hidup. Dia memuji demonstrasi pada Minggu, menyebut mereka "kemenangan baru melawan kudeta."
Dia mencatat bahwa kerusuhan sosial yang akan mengakhiri perebutan kekuasaan oleh Saied semakin kuat dari hari ke hari.
Pada Minggu, para demonstran berkumpul di Jalan Hayreddin Pasha dan berbaris menuju Jalan Habib Bourguiba atas seruan oleh gerakan protes yang dikenal sebagai “Warga Menentang Kudeta.”
Pada 25 Juli, Saied menggulingkan pemerintah, membekukan parlemen, dan mengambil alih kekuasaan eksekutif. Sementara dia bersikeras bahwa "langkah-langkah luar biasa" dimaksudkan untuk menyelamatkan negara. Para kritikus menuduhnya mengatur kudeta.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/mantan-presiden-tunisia-diperintah-oleh-pendukung-diktator/2388378.
Mayoritas partai di Tunisia menolak perebutan kekuasaan Saied, dengan beberapa menuduhnya mendalangi kudeta. Namun, pihak lain menganggap keputusan Saied benar mengingat krisis politik, ekonomi, dan kesehatan yang dihadapi negara Afrika Utara itu.
Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara yang berhasil melakukan transisi demokrasi di antara negara-negara Arab yang menyaksikan revolusi rakyat menggulingkan rezim penguasa, termasuk Mesir, Libya dan Yaman.