REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan persentase pencapaian Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sektor migas saat ini sekitar 58 persen. Nilai itu setara dengan hampir Rp 39 triliun. Angka itu merupakan komitmen yang sudah dibuat oleh para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk dibelanjakan kepada perusahaan dalam negeri.
"Saat ini kira-kira angka pencapaian TKDN sekitar 58 persen, itu adalah nilai komitmen TKDN," ujarnya dalam sebuah webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa (12/10).
Menurutnya, jika selama ini angka TKDN selalu diukur dengan mata uang dolar AS, tapi ternyata angkanya juga lumayan besar dalam bentuk rupiah. "Ini sebuah angka yang saya harus apresiasi kepada seluruh tim, terutama dari KKKS yang telah mendukung terjadinya implementasi ini," ujar Erwin.
Industri hulu migas hingga kini masih menjadi sumber utama penerimaan negara sekaligus lokomotif pembangunan nasional dengan menggerakkan perekonomian di pusat maupun daerah. SKK Migas sebagai otoritas industri hulu migas terus menggerakkan industri penunjang hulu migas melalui pencapaian TKDN yang saat ini sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Demi meningkatkan TKDN dan perekonomian nasional serta daerah, SKK Migas bersama dengan para stakeholders lainnya berupaya untuk terus membantu industri-industri penunjang hulu migas agar dapat terus berkembang dan dapat digunakan oleh KKKS serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri. SKK Migas akan terus melaksanakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan potensi perusahaan dalam negeri, peningkatan investasi, dan efek berganda demi menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan kehadiran industri hulu migas.