REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah sekolah di Kota Bogor sudah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) selama sepekan, sejak Senin (4/10). Oleh karena itu, Komisi IV DPRD Kota Bogor meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, untuk menyerahkan laporan evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), termasuk catatan kesehatan mental siswa di dalamnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor Endah Purwanti mengatakan, pihaknya ingin mengetahui bagaimana jalannya PJJ yang sudah berlangsung selama hampir dua tahun. “Kami dari Komisi IV ingin mengetahui bagaimana laporan PJJ yang sudah berjalan selama kurang lebih dua tahun. Nantinya kan evaluasi ini akan menjadi landasan dalam menjalankan PTM juga,” kata Endah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (11/10).
Endah menjelaskan, laporan evaluasi ini harus berisikan laporan pelaksanaan kurikulum pembelajaran, proses penilaian dan hal teknis terkait pembelajaran. Sebab, menurutnya akan ada perbedaan kurikulum dan metode pembelajaran serta penilaian yang dilakukan antara PJJ dan PTM.
“Di dalamnya harus ada juga laporan terkait pemantauan kesehatan mental anak-anak. Jangan sampai, saat PTM digelar, anak-anak langsung dibebankan tugas yang menumpuk, sehingga mengganggu kesehatan mental mereka,” jelas Endah.
Di samping itu, politisi PKS ini menilai kesehatan mental anak-anak juga penting. Mengingat data dari survey yang dilakukan IPB University menunjukkan, munculnya penyakit baru di masyarakat selama pandemi Covid-19 berlangsung yakni penyakit mental dan hipertensi.
Lebih lanjut, data menunjukkan mahasiswa mengalami penyakit mental paling banyak. Sedangkan ibu rumah tangga, tokoh agama, pensiunan dan pengusaha perorangan mengalami penyakit hipertensi paling banyak.
Atas dasar hal tersebut, Endah meminta agar Pemkot Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dan Disdik Kota Bogor menyiapkan penanganan secara serius. “Ini pendekatan kita untuk aspek kesehatan berupa obat dan sebagainya harus ditingkatkan,” pungkasnya.