REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Badan Perbatasan Negara (SBS) Azerbaijan membantah klaim pemerintah Iran yang menyatakan pasukan Israel berada di daerah perbatasan Azerbaijan Iran. SBS menegaskan Azerbaijan tidak membutuhkan bantuan pasukan asing.
Pekan lalu Komandan Penjaga Perbatasan Iran Ahmed Ali Goudarzi mengklaim terlihat pasukan Israel di 'daerah sensitif' di negara tetangganya itu. Stasiun televisi pemerintah Iran, IRIB melaporkan Goudarzi menyarankan Azerbaijan 'jangan biarkan ini terjadi'.
Komandan itu juga mengklaim Israel menghasut negara-negara tetangga Iran untuk mengambil tindakan di daerah perbatasan mereka atau menerapkan tarif mahal pada kendaraan berat Iran. Tampaknya Goudarzi menyinggung kenaikan tarif masuk truk Iran ke Azerbaijan baru-baru ini.
The Jerusalem Post melaporkan Selasa (12/10) SBS Azerbajian merespon klaim tersebut dengan mengatakan tidak akan pernah dan tidak akan pernah ada pasukan asing di perbatasannya. Kantor berita Azerbaijan, APA melaporkan SBS menambahkan mereka tidak butuh bantuan pasukan asing.
SBS juga menekankan Azerbaijan negara berdaulat yang memiliki hak untuk menerapkan peraturan di perbatasan dan bea cukainya di wilayah mereka. APA menambahkan dalam pernyataannya SBS mengatakan meski setiap pekan penjaga perbatasan Azerbaijan dan Iran menggelar berbagai level.
Namun tidak ada informasi mengenai tuduhan adanya pasukan asing di perbatasan Azerbaijan. "Mulai sekarang setiap provokasi langsung ke kepentingan negara Republik Azerbaijan di perbatasan negara akan langsung dicegah dengan tegas," kata SBS memperingatkan.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian juga mengklaim kehadiran pasukan Israel di sepanjang perbatasan Azerbaijan-Iran. Media-media Iran melaporkan Amir-Abdollahian memperingatkan provokasi Israel di wilayah Azerbaijan.
"Kami memiliki sejumlah kekhawatiran mengenai kawasan Kaukus Selatan, kekhawatiran pertama sejumlah intervensi asing yang mengarah pada perubahan geopolitik kawasan, perubahan perbatasan, menutup atau memindahkan gerbang perbatasan sementara ada teroris di kawasan," kata menteri luar negeri itu.