REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- India menganjurkan penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan perusahaan lokal, Bharat Biotech, pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Keputusan itu dibuat ketika India mengalihkan fokusnya untuk memvaksinasi anak-anak, setelah menyuntikkan lebih dari 950 juta dosis vaksin pada orang dewasa dari sekitar 1,4 miliar penduduknya.
Menurut profesor di Christian Medical College di Vellore, dr Gagandeep Kang, anak-anak dengan penyakit bawaan harus divaksinasi sesegera mungkin karena kini sudah tersedia vaksin dengan imunogenisitas pada anak-anak dan memiliki basis data keamanan yang besar pada orang dewasa. Imugenisitas adalah kemampuan suatu substansi dalam memicu respons kekebalan dalam tubuh manusia.
"Bagi anak-anak sehat yang berisiko lebih rendah tertular Covid-19, lebih aman untuk menunggu sampai lebih banyak orang dewasa divaksinasi" kata Kang.
Bharat Biotech memulai uji coba Covaxin pada anak-anak pada Juni setelah gelombang kedua Covid-19 akibat varian Delta yang menyebabkan sistem perawatan kesehatan di India ambruk. "Data dari kelompok usia 2 hingga 18 tahun telah ditinjau secara menyeluruh oleh Organisasi Pengendalian Standar Obat Pusat dan sebuah komite ahli di bidangnya yang telah memberikan rekomendasi positif," kata perusahaan itu kepada Reuters.
Bharat Biotech belum secara terbuka mengungkap data kemanjuran dan keamanan vaksinnya pada anak-anak. Covaxin, yang menggunakan virus corona yang tidak aktif dengan penguat kekebalan, merupakan satu di antara tiga vaksin yang digunakan di India untuk memvaksinasi orang dewasa.
Lebih dari 110 juta dosis Covaxin telah didistribusikan dan perusahaan tersebut sedang dalam proses memperoleh izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tanpa persetujuan WHO, vaksin dua dosis tersebut tidak akan diizinkan untuk digunakan di seluruh dunia. Sejauh ini, hanya vaksin berbasis DNA dari produsen obat Zydus Cadila yang diizinkan untuk penggunaan darurat pada anak-anak berusia minimal 12 tahun.