REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunkan berat badan bukanlah hal mudah. Proses tersebut tidak hanya berkaitan pada fisik, tapi juga melibatkan psikologis seseorang.
Perjalanan menurunkan berat badan bisa dibilang merupakan tantangan terbesar. Maka perlu untuk membingkai ulang mentalitas Anda saat diet.
Pakar psikologi sekaligus Chief Scientific Officer di WW, Gary Foster, telah mempelajari psikologi obesitas dan penurunan berat badan sepanjang kariernya. Dia menerbitkan sebuah buku terbaru berjudul The Shift: 7 Powerfull Mindset Changes for Last Weight Loss.
Dilansir di laman Eat This Not That beberapa waktu lalu, dalam buku ini, dia mengidentifikasi satu harapan bahwa banyak pelaku diet memulai perjalanan penurunan berat badan mereka. “Semua orang fokus pada apa dan bagaimana pola makan,” tulisnya.
“Saya mendapat pertanyaan seperti, ‘Bisakah kita hanya benar-benar makan seiris daging dan menurunkan berat badan? Makanan apa yang memulai metabolisme saya di pagi hari? Orang sering fokus pada apa yang harus dimakan," ujarnya.
Namun, komponennya adalah pola pikir Anda. Foster mengatakan ketika Anda membingkai penurunan berat badan dengan apa yang harus dimakan versus yang tidak boleh dimakan di dalam pikiran Anda, itu keliru. Hal tersebut hanya akan membuat situasi menang atau kalah.
Jika Anda berpikir bahwa menurunkan berat badan adalah tentang memiliki tekad dan disiplin untuk tidak makan banyak makanan yang memberi kesenangan, artinya Anda telah membuat skenario untuk mengecewakan diri sendiri. Padahal ketika stres atau mengalami hari yang berat, biasanya Anda mengonsumsi makanan yang banyak dan mengabaikan diet.
Dalam buku itu, Foster mengatakan dia sering mengajukan pertanyaan, "Apa satu-satunya alat terpenting untuk sukses dalam penurunan berat badan?"
Ternyata banyak yang menjawab prosesnya terdengar sulit, seperti harus gigih, atau jawaban yang menyoroti kekurangan bahwa mereka tidak makan makanan sehat dan kurang olahraga rutin.
Sebagai gantinya, Foster memberikan jawabannya, bahwa mereka harus menganggap diri mereka akan bisa sukses menurunkan berat badan. "Kuncinya kasih sayang diri," kata dia.
Foster menunjuk pada penelitian ekstensif yang memperlihatkan bahwa belas kasih terhadap diri sendiri adalah salah satu elemen terpenting untuk tetap bugar dalam jangka panjang.
Foster lantas mengutip pernyataan profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University dan spesialis dalam pengobatan obesitas. "Secara klinis, pasien yang berhasil dalam jangka panjang (empat, lima, atau 10 tahun) adalah mereka yang pada dasarnya mampu mempraktekkan keterampilan mengasihani diri sendiri," tulisnya.