REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, target operasi jelang musim penghujan ini menghindari korban jiwa dan menyurutkan air enam jam setelah terjadi genangan. Hal itu, kata dia, bisa dilakukan mengingat sistem drainase di Jakarta maksimal saat ini 100 milimeter per hari.
"Kalau hujan di bawah 100 mm tidak boleh terjadi genangan, tanggung jawab kita di bawah area itu harus semua tertangani," kata Anies saat memimpin apel kesiapsiagaan di Monas, Rabu (13/10).
Mantan mendikbud itu tak menampik, genangan memang akan terjadi jika intensitas hujan melebihi 100 mm per hari. Kendati demikian, jika ada potensi lain, semisal kiriman air ke Jakarta yang masih di bawah kapasitas sungai yang ada, sekitar 2.300 meter kubik per detik, maka air yang masuk di bawah kapasitas itu bisa teratasi.
Anies menambahkan, air di bawah kapasitas sungai yang ada itu, tidak akan menimbulkan limpahan di kiri atau kanan sungai. "Itu target operasinya, mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik. Kita semua bekerja sama seluruh unsur yang ada di Jakarta untuk mengamankan ibukota," jelas dia.
Anies mengatakan, berkaca pada kasus musim penghujan dan antisipasinya, ada beberapa kemungkinan bisa terjadi di musim hujan ini. Kendati demikian, pihaknya mengaku sudah mulai bersiap. "Ada tiga front yang dihadapi Jakarta," ujarnya.
Dia memaparkan, ancaman pertama datang dari pesisir berupa banjir rob. Sedangkan kedua, front dari kawasan selatan pegunungan berupa air hujan yang mengalir melalui 13 sungai dan memasuki Jakarta.
"Ketiga, hujan lokal yang terjadi di Jakarta. Tiga front ini akan kita hadapi dengan tiga prinsip, satu siaga, dua tanggap, dan tiga galang," tutur dia.