Kamis 14 Oct 2021 08:31 WIB

GIPI DIY: Tempat Wisata Ditutup Justru Jadi tak Terkontrol

Tempat wisata dibuka dikontrol menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan Visiting Jogja

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Pengunjung melakukan pemindaian aplikasi peduli lindungi saat uji coba pembukaan wistaa di Merapi Park, Sleman, Yogyakarta, Kamis (23/9). Yogyakarta menambah kuota uji coba pembukaan destinasi wisata. Ada empat lokasi penambahan yakni Merapi Park, Hutan Pinus Pengger, Candi Ratu Boko, dan Seribu Batu. Selain menggunakan aplikasi peduli lindungi, ke empat destinasi wisata ini sudah memiliki sertifikat CHSE. Sehingga sudah ada tujuh lokasi wisata yang sudah uji coba pembukaan di Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung melakukan pemindaian aplikasi peduli lindungi saat uji coba pembukaan wistaa di Merapi Park, Sleman, Yogyakarta, Kamis (23/9). Yogyakarta menambah kuota uji coba pembukaan destinasi wisata. Ada empat lokasi penambahan yakni Merapi Park, Hutan Pinus Pengger, Candi Ratu Boko, dan Seribu Batu. Selain menggunakan aplikasi peduli lindungi, ke empat destinasi wisata ini sudah memiliki sertifikat CHSE. Sehingga sudah ada tujuh lokasi wisata yang sudah uji coba pembukaan di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyebut, masih terbatasnya destinasi wisata yang diujicobakan untuk dibuka di masa PPKM level 3 ini justru lebih berisiko. Hal ini dikarenakan adanya pergerakan wisatawan di beberapa destinasi yang ditutup di DIY.

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setya Aji mengatakan, di destinasi yang belum dibuka tidak ada pengawasan yang dilakukan. Sehingga, berpotensi terjadinya penularan Covid-19, meskipun saat ini kasus terkonfirmasi positif di DIY terus menunjukkan tren penurunan.

"Risiko lebih tinggi di saat destinasi-destinasi yang ditutup tapi dimasuki oleh wisatawan. Contohnya Kaliurang, ditutup tapi pengunjung bisa keluar masuk disana. Artinya justru tidak ada kontrol disitu," kata Bobby, Rabu (13/10).

Bobby berharap, seluruh destinasi wisata yang ada di DIY dapat dibuka. Sehingga, pengawasan terhadap wisatawan yang dilakukan di destinasi yang dibuka pun dapat dilakukan dengan baik.

Terutama terkait disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 oleh wisatawan selama berada di destinasi wisata. Selain itu, di destinasi-destinasi wisata yang diuji cobakan untuk dibuka, juga dikontrol menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan Visiting Jogja.

"Beberapa waktu lalu kami berikan usulan ke pemda (DIY) dan Ngarso Dalem (Gubernur DIY) sudah menyampaikan usulan itu ke Pak Luhut (Menkomarves) untuk membuka kembali destinasi-destinasi yang lain, agar itu jauh lebih memudahkan kontrol dalam pergerakan wisatawan," ujarnya.

Ia juga meminta pemerintah pusat lebih cepat dalam mendistribusikan QR Code PeduliLindungi bagi destinasi wisata yang sudah mengajukan QR Code. Pasalnya, proses pemberian QR Code dari pemerintah pusat dinilai lama.

"Kesiapan pemerintah pusat dalam mendistribusikan barcode itu juga menjadi (faktor) cepat tidaknya di lapangan (untuk membuka destinasi wisata)," jelas Bobby.

Saat ini, sudah ada delapan destinasi wisata yang diuji cobakan untuk dibuka di DIY. Seperti Tebing Breksi, Gembira Loka Zoo, Pinus Sari, Candi Ratu Boko, Merapi Park, Seribu Batu, Pinus Pengger.

"Sama Taman Wisata Candi Prambanan di (Kabupaten) Sleman," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo kepada Republika, Rabu (13/10).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement